Wednesday, March 27, 2024
HomeMiliterKisah MiliterKiprah Detasemen Bomber Nuklir Handley Page Victor RAF Di Masa Konfrontasi RI-Malaysia

Kiprah Detasemen Bomber Nuklir Handley Page Victor RAF Di Masa Konfrontasi RI-Malaysia

Kiprah Detasemen Bomber Nuklir Handley Page Victor RAF Di Masa Konfrontasi RI-Malaysia – HobbyMiliter.com – Mungkin sebagian diantara anda pernah membaca artikel di beberapa media cetak dan media daring / media online soal kondisi Indonesia pada masa Konfrontasi dengan Malaysia yang kala itu begitu genting hingga Ibukota Jakarta bahkan nyaris akan di bom nuklir oleh pihak Inggris jika kekuatan militer Indonesia berupaya menguasai semenanjung Malaya dan mencoba mengambil alih juga wilayah Federasi Malaysia yang berada di daratan pulau Borneo (Kalimantan,red).

Pada masa genting tersebut, Angkatan Udara Inggris atau Royal Air Force (disingkat RAF,red) menyiagakan kekuatan tempurnya untuk melindungi negara Federasi Malaysia yang baru terbentuk kala itu dengan mengirimkan elemen pesawat tempur Gloster Javelin yang digunakan untuk menghadang pesawat tempur milik AURI kala itu, elemen pesawat pencegat Electric Lighting yang disiapkan untuk menghadang (dan bila mungkin melumpuhkan atau menjatuhkan) armada pesawat pembom strategis Tupolev Tu-16 Badger milik AURI, elemen pesawat angkut untuk memenuhi kebutuhan logistik pasukan darat yang sering kali terlibat kontak tembak dengan milisi sukarelawan bentukan Indonesia, serta elemen pesawat pembom strategis Avro Vulcan dan Handley Page Victor.

Elemen sistem senjata terakhir yang disebut oleh penulis inilah yang akan dibahas lebih lanjut dalam artikel kali ini. Pada masa kampanye Dwikora, yang oleh Inggris disebut sebagai masa Konfrontasi, pihak Inggris menganggap bahwa pemerintah Republik Indonesia yang kala itu dipimpin oleh Presiden Soekarno tidak main – main dengan ide menggunakan kekuatan militer yang dimiliki Indonesia untuk menggagalkan pembentukan negara Federasi Malaysia. Sebagai bentuk komitmen Kerajaan Britania Raya dalam melindungi negara bentukannya tersebut, dikirimkan kekuatan militer untuk “menandingi” dominasi militer Indonesia di kawasan Asia Tenggara kala itu.

Kali ini, HobbyMiliter.com akan menghadirkan kepada anda kiprah aset pesawat pembom strategis Handley Page Victor dalam menunjang operasi militer RAF di masa Konfrontasi RI-Malaysia.

BACA JUGA :  Turki Kirim Angkatan Udaranya Untuk Bantu Lawan ISIS di Mosul
Kiprah Detasemen Bomber Nuklir Handley Page Victor RAF Di Masa Konfrontasi RI-Malaysia
Kiprah Detasemen Bomber Nuklir Handley Page Victor RAF Di Masa Konfrontasi RI-Malaysia. Sebuah Gambar Cutaway Pesawat Pembom Strategis Handley Page Victor.
Sumber : Weapons and Warfare

Sejarah Singkat Pembom Strategis Handley Page Victor

Handley Page Victor adalah salah satu dari tiga varian pesawat pembom strategis “V-Bomber” yang dimiliki dan dioperasikan oleh AU Inggris / RAF. Merupakan jenis pesawat ketiga sekaligus yang terakhir dari program “V-Bomber”, Handley Page Victor dioperasikan bersama dengan Avro Vulcan dan Vickers Valiant. Terbang perdana pada tanggal 24 Desember 1952, Victor kemudian diperkenalkan ke layanan dinas AU Inggris / RAF pada bulan April 1958 setelah dibentuknya Skuadron No.10 di pangkalan udara RAF Cottesmore, Inggris.

Menjadi pesawat pembom terakhir yang melengkapi kelas “V-Bomber” di tubuh RAF, Victor menjalankan misi yang tidak jauh berbeda dari dua pesawat pendahulunya yakni Vickers Valiant dan Avro Vulcan. Didesain sebagai pesawat pembom yang mampu melakukan misi pemboman nuklir terhadap wilayah atau target penting di Uni Soviet, Handley Page Victor pada masa operasionalnya di Inggris disiapkan dengan kemampuan untuk dapat mengudara hanya empat menit setelah perintah serangan dengan bom nuklir dikeluarkan oleh pemerintah Inggris kala itu.

Selain didesain dengan kemampuan untuk menjatuhkan bom nuklir dari ketinggian penerbangan yang cukup tinggi, Handley Page Victor pada akhirnya juga mampu membuktikan kehandalannya untuk dapat mendekati area sasaran pada ketinggian rendah untuk menghindari deteksi sistem radar dan sistem senjata berbasis rudal pertahanan udara yang dikembangkan Uni Soviet kala itu.

Sistem radar dan rudal pertahanan udara Soviet yang oleh pihak intelijen Inggris kala itu disebut dapat mendeteksi Victor dari jarak 200 mil (321 kilometer) jauhnya membuat para pengawak bomber strategis besutan Handley Page ini harus mampu beradaptasi dengan taktik penyerangan yang menyusur ketinggian rendah dalam proses mendekati area sasaran.

Victor mampu melaksanakan serangan dengan taktik “baru” ini meski pada awalnya bomber tersebut hanya didesain untuk melakukan misi serangan dengan bom nuklir dari ketinggian jelajah yang sangat tinggi. Pendekatan terhadap area sasaran dengan menggunakan taktik ini dapat berhasil dilakukan berkat adanya perangkat Electronic Countermeasure atau ECM yang terpasang pada pesawat pembom nuklir tersebut.

BACA JUGA :  Atase Pertahanan Perancis Kunjungi Markas Komando Armada Timur TNI AL, Tingkatkan Kerjasama Indonesia – Perancis
Kiprah Detasemen Bomber Nuklir Handley Page Victor RAF Di Masa Konfrontasi RI-Malaysia
Kiprah Detasemen Bomber Nuklir Handley Page Victor RAF Di Masa Konfrontasi RI-Malaysia. Sebuah Pesawat Handley Page Victor Sedang Terbang Rendah Di Atas Semenanjung Malaya.
Sumber : finesthourwarbirds

Sejarah Singkat Konfrontasi RI – Malaysia

Pada medio tahun 1963 hingga 1966, Inggris terseret dalam konflik antara Indonesia dan Malaysia yang kala itu masih bernama Federasi Malaya, suatu negara yang belum terlalu lama berdiri. Indonesia melihat pembentukan Federasi Malaysia sebagai suatu niatan penyebaran paham Neo Kolonialisme dan Neo Imperialisme oleh blok Barat, khususnya Inggris pada masa itu. Presiden Soekarno mengancam akan menggagalkan segenap upaya untuk membentuk negara Federasi Malaysia ini.

Terlebih, upaya membentuk negara Federasi Malaysia ini dilakukan dengan melanggar Perjanjian Manila yang mana salah satu isinya adalah Federasi Malaya tidak akan membentuk negara Federasi Malaysia sebelum dilakukan jajak pendapat atau referendum dan atau pemilu untuk mengetahui kehendak masyarakat di Sabah dan Sarawak yang berada di daratan pulau Kalimantan.

Pemerintah Indonesia yang juga turut menandatangani perjanjian tersebut, merasa bahwa Federasi Malaya melanggar perjanjian tersebut dengan membentuk negara Federasi Malaysia secara sepihak tanpa mengadakan jajak pendapat atau pemilu di Sabah dan Sarawak. Federasi Malaysia dideklarasikan sebagai suatu negara pada tanggal 16 September 1963. Federasi ini beranggotakan negara Malaya, Singapura, Sabah, dan Sarawak.

Pemerintah Indonesia merespon pembentukan negara Federasi Malaysia itu sebagai suatu tindakan pelanggaran atas Perjanjian Manila yang sebelumnya telah ditandatangani oleh pemimpin tiga negara yakni Republik Indonesia, Federasi Malaya, dan Filipina. Sikap Filipina atas tindakan Federasi Malaya ini adalah memutuskan hubungan diplomatik. Tidak seperti Filipina, Republik Indonesia akhirnya mengambil langkah penyelesaian secara militer.

Soekarno menganggap pembentukan Federasi Malaysia sebagai suatu upaya penyebaran paham Neo-Kolonialisme dan Neo-Imperialisme Inggris. Kampanye militer Dwikora (Dwi Komando Rakyat) kemudian dimulai ditandai oleh pidato Soekarno yang terkenal kala itu yakni pidato Ganjang Malaysia.

Serangkaian aksi militer mulai dilakukan oleh Indonesia. Milisi Sukarelawan yang menyusup ke wilayah Sabah dan Sarawak mulai melancarkan aksi sabotase dan penyebaran propaganda. Konflik bersenjata semakin intens terjadi pada bulan – bulan berikutnya. Belasan Batalyon yang terdiri dari unsur KKO (Marinir kala itu), AURI (PGT – Pasukan Gerak Tjepat, cikal bakal Korpaskhas,red), dan RPKAD (cikal bakal Kopassus TNI AD), serta Menpor (Resimen Pelopor, Mobile Brigade, cikal bakal Korps Brimob) disiapkan untuk mulai menduduki wilayah Sabah, Sarawak, serta semenanjung Malaya. Selain menyiapkan pasukan militer dan membentuk milisi sukarelawan, Indonesia juga mulai menyiapkan Alutsistanya. Jet – jet tempur MiG-19 dan MiG-21, serta pesawat pembom strategis Tupolev Tu-16 Badger pun disiapkan untuk menyerang Malaysia dari udara.

BACA JUGA :  Pengobatan Massal Satgas Yonif Linud 503 Mayangkara

Menyikapi pergerakan militer Indonesia ini, akhirnya Inggris pun mengirimkan bantuan militernya untuk negara yang baru terbentuk itu. Selain mengirimkan pasukan militer nya ke daratan semenanjung dan pedalaman Kalimantan, militer Inggris juga mengirimkan aset – aset Alutsista yang dimilikinya ke wilayah “hotspot” tersebut. Angkatan Udara Inggris atau Royal Air Force kemudian juga mengerahkan sebagian kekuatan yang mereka miliki ke area tersebut.

Jet tempur Gloster Javelin dikirimkan dengan misi menghadang petempur MiG-19 yang dimiliki AURI, sementara jet tempur sergap English Electric Lghtning dikirimkan dengan misi menghadang petempur MiG-21 serta pembom strategis Tu-16 Badger. Apabila dibutuhkan pesawat-pesawat tempur tersebut diperbolehkan untuk menjatuhkan Tu-16 Badger milik AURI kala itu.

Dan tidak lupa sebagai pelengkap sekaligus pengimbang daya gentar (Detterence), RAF mengirimkan Detasemen Bomber Strategis yang dimilikinya. Dikenal dengan istilah “V-Force” ; RAF mengirimkan armada pembom jarak jauh Avro Vulcan beserta Handley Page Victor pada fase awal konflik. Karena kendala teknis dialami oleh armada Avro Vulcan yang dikirim, maka peranan kekuatan pemukul strategis ini kemudian diemban secara penuh oleh unit – unit pesawat pembom strategis Handley Page Victor.

Kiprah Detasemen Bomber Nuklir Handley Page Victor RAF Di Masa Konfrontasi RI-Malaysia
Kiprah Detasemen Bomber Nuklir Handley Page Victor RAF Di Masa Konfrontasi RI-Malaysia. RAF Tengah, Singapura, 1965. Tampak Armada Pesawat Dan Helikopter Milik AU Inggris Disiagakan.
Sumber : finesthourwarbirds

Handley Page Victor, Bertugas Di Malaya

Kristian Prasetyo Lobo
Kristian Prasetyo Lobohttps://www.facebook.com/Achtung.sniper
Just an ordinary person who loves diecast and military related-stuffs. Enjoy my writings as you enjoy your daily delicious food. Wanna put some suggestion? Don't hesitate to comment on my posts or you can sending me message on my facebook profile. ^^

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

Sebuah Mi-6 Hook, mengangkut MiG-21 untuk dibawa ke forward air strip.

Gerilya Udara ala Vietnam Utara

0
Bicara tentang perang Vietnam, tentu saja yang terbersit di bayangan adalah pasukan VietCong (gerilyawan asal Vietnam Utara) mengendap ngendap, dengan senapan Mosin Nagant, AK-47...

Recent Comments