
Pada tahun 2010, Indonesia memutuskan tertarik untuk bergabung dalam riset pengembangan KFX dan IFX (versi non stealth jatah Indonesia dari KFX). Beban biaya riset ditanggung bersama dengan porsi pembagian 80% Korea Selatan dan 20% ditanggung oleh Indonesia. Katanya..
Selain menanggung beban 20% biaya riset, pada awal bergabungnya, Indonesia juga berkomitmen untuk membeli 50 unit versi IFX dari pesawat tempur ini. Jumlah tersebut cukup untuk melengkapi 3 skadron. Menurut sejumlah pengamat militer, awalnya KFX/IFX ini ditargetkan untuk meremajakan Skadron Udara 1 dan 12 (saat ini diisi oleh BAe Hawk 109/209) sekaligus menambah satu skadron tempur baru.
Indonesia memang sudah selayaknya menjadi negara yang maju dalam teknologi, terutama kedirgantaraan, khususnya pesawat tempur, selain itu kedepan juga harus mampu membuat satelit sendiri, karena otak sebuah pertahanan ada di satelit, teknologi drone, kapal selam, “bioradar” (radal anti radar) dan rudal anti satelit dll.
Kita tidak ingin mengganggu negara tetangga, Ideologi Pancasila memungkinkan kita hidup damai dengan negara lain. Kemampuan pertahanan bangsa kita ditujukan untuk menjaga kedaulatan bangsa kita dari gangguan bangsa lain. Yang sudah secara kasat mata mau mengganggu seperti Australia dan Cina. Mereka terang terangan dan diam-diam mengganngu kedaulatan kita…kita harus waspada, dan menyiapkan antisipasinya.