Wednesday, March 27, 2024
HomeMiliterAlutsistaMengenal X-36, Pesawat Tempur Tanpa Awak Experimental NASA

Mengenal X-36, Pesawat Tempur Tanpa Awak Experimental NASA

Mengenal X-36, Pesawat Tempur Tanpa Awak Experimental NASA – HobbyMiliter.com – Di sekitaran akhir tahun 1940-an hingga awal tahun 1950-an beberapa pabrik pesawat membangun prototype pesawat eksperimental dengan desain semi-tailless alias tanpa ekor tegak. Jaman itu, era setelah perang Dunia ke 2, teknologi mesin jet mengalami peningkatan secara drastis, hal yang mengakibatkan terjadinya pencapaian rekor kecepatan hingga melebihi kecepatan suara alias mach 1. Sementara itu, teknologi airframe masih tertinggal.

Airframe pesawat di jaman itu harus bekerja keras melawan vibrasi dan kelemahan struktural ketika terbang mendekati kecepatan suara, antara Mach 0.8 hingga Mach 1. Cukup banyak pesawat yang pecah dan meledak diudara ketika mencoba terbang melebihi kecepatan suara. Di Indonesia pun beberapa kali pesawat TNI AU dan AURI tempo dulu mengalami hal tersebut.

BACA JUGA :  Suriah Gencatan Senjata, Rusia dan AS Akan Bekerjasama Kendalikan Situasi

Uji Terbang X-36

Maka, beberapa desainer pesawat tempur berpikir mengenai bagaimana cara menstabilkan pesawat di kecepatan tinggi. Salah satu yang dipelajari antara lain desain pesawat dengan konsep semi-tailless alias tanpa ekor. Namun teknologi pesawat terbang belum secanggih sekarang untuk membuat sebuah pesawat terbang tanpa ekor bisa dikendalikan dengan aman.

Desainer pesawat kembali melirik konsep pesawat tailless di era 70-an dan 80-an. Mereka cukup terbantu dengan ditemukannya teknologi sistem kontrol pesawat terbang Fly-by-Wire. Sistem yang melibatkan komputer ini dapat mengatur sistem Fly-by-Wire untuk menstabilkan pesawat tanpa ekor ketika sedang terbang.

BACA JUGA :  Tiongkok Akan Luncurkan 20 Misi Luar Angkasa Tahun Ini

Menurut penelitian dan ujicoba di jaman tersebut, pesawat terbang tailless ternyata lebih stealth dari desain tradisional, maklum saja dengan tidak adanya ekor tegak, sinyal radar yang dipantulkan kembali semakin sedikit dibandingkan dengan desain tradisional. Selain itu, karena drag/hambatan terbangnya semakin sedikit dengan tidak adanya ekor, radius tempur pesawat meningkat serta konsumsi bahan bakar menurun. Dalam beberapa kasus malahan diketahui, pesawat tanpa ekor jauh lebih lincah manuver udaranya dibandingkan dengan  desain standar.

Hanung Jati Purbakusuma
Hanung Jati Purbakusumahttps://www.hobbymiliter.com/
Sangat tertarik dengan literatur dunia kemiliteran. Gemar mengkoleksi berbagai jenis miniatur alutsista, terutama yang bertipe diecast dengan skala 1/72. Koleksinya dari pesawat tempur hingga meriam artileri anti serangan udara, kebanyakan diecast skala 1/72.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

Supriyadi dan Pemberontakan PETA Blitar 14 Februari 1945 1

Supriyadi dan Pemberontakan PETA Blitar 14 Februari 1945

0
Supriyadi dan Pemberontakan PETA Blitar 14 Februari 1945 - HobbyMiliter.com - Sejarah perjuangan Indonesia untuk meraih kemerdekaan sangat dipenuhi oleh semangat dan keberanian individu...

Recent Comments