Hobbymiliter.com – RFS Yelnya Tinggalkan Tartus, Evakuasi AL Russia Dari Suriah Dimulai???. Sebuah kapal Bantu Cair Minyak (BCM) alias kapal tanker milik Angkatan Laut Russia, yang bernama RFS Yelnya, dikabarkan telah berlayar meninggalkan pangkalan Angkatan Laut Russia di Tartus, Suriah pada tanggal 2 Desember 2024 waktu setempat. Pelayaran kapal tanker milik AL Russia ini keluar dari pelabuhan di Tartus, disertai juga dengan rumor yang beredar bahwa sebagian atau bahkan seluruh unsur armada milik AL Russia yang disiagakan di pangkalan AL Russia di Tartus, Suriah ini juga akan berlayar meninggalkan pangkalan tersebut.
Diketahui, Angkatan Laut Russia menyiagakan beberapa kapal perang nya di wilayah Tartus, Suriah selama beberapa tahun terakhir. Diantara kapal-kapal perang tersebut terdapat dua unit kapal perang jenis Frigate kelas Gorshkov, satu unit kapal perang jenis Frigate kelas Grigorovich, dua kapal bantu/kapal suplai (salah satunya RFS Yelnya), serta satu kapal selam diesel-elektrik kelas Improved-Kilo. Dengan berangkatnya RFS Yelnya dari pangkalan AL Russia di Tartus, dapat diindikasikan bahwa Kementerian Pertahanan dan Angkatan Laut Russia mulai menarik armadanya keluar dari wilayah Suriah. Penarikan unsur kapal perang serta kapal selam dan kapal bantu/suplai oleh AL Russia dari pangkalannya di Tartus, bisa jadi berhubungan erat dengan situasi di beberapa wilayah di Suriah yang sejak akhir November hingga awal Desember 2024 ini kembali bergejolak dengan adanya serangan balik atau counter-offensive yang dilakukan oleh beberapa kelompok milisi pemberontak bersenjata yang menyerang kubu-kubu pertahanan pasukan militer pemerintah Suriah pimpinan presiden Bashar Al-Assad.
Tartus, sebagai salah satu kota pelabuhan di Suriah, telah digunakan sebagai salah satu pangkalan aju operasi militer Angkatan Laut Russia, yang merupakan salah satu negara sekutu rezim presiden Bashar Al-Assad. Pangkalan aju AL Russia di Tartus, Suriah ini juga telah banyak membantu Russia dalam melaksanakan operasi militer pada beberapa tahun terakhir, termasuk diantaranya menghalangi intervensi unsur pesawat tempur dan kapal induk milik negara-negara NATO yang beroperasi dari perairan laut Mediterania pada awal invasi Russia ke Ukraina pada tahun 2022 silam.
