KAAN Terhambat, Kongres AS Melarang Penjualan Mesin Pesawat Tempur – HobbyMiliter.com. Ambisi Turki untuk menghadirkan pesawat tempur generasi kelima melalui program KAAN (TF-X/TF-K/MMU) kini memasuki fase krusial. Bagi Ankara, proyek ini bukan sekadar soal penggantian armada F-16 yang semakin menua, melainkan juga simbol kemandirian industri pertahanan nasional dan instrumen politik luar negeri untuk menunjukkan bahwa Turki mampu berdiri sejajar dengan kekuatan besar dunia.
KAAN dirancang sebagai jet tempur multirole generasi kelima: berkemampuan stealth, radar AESA, internal weapon bays, supercruise, dan integrasi sensor mutakhir. Prototipe pertama sudah melaksanakan penerbangan perdana pada 21 Februari 2024. Dengan target produksi massal pada awal 2030-an, Turki berharap KAAN dapat menjadi “tulang punggung” Angkatan Udara sekaligus produk ekspor strategis.
Turki juga tidak merahasiakan niatnya menembus pasar internasional. Pada 2025, TAI, perusahaan pembuat KAAN, menandatangani kontrak penjualan dengan Indonesia untuk pengadaan 48 unit KAAN — kesepakatan yang jika terealisasi akan menjadikan Indonesia sebagai pembeli ekspor pertama. Ini memperlihatkan betapa Ankara ingin memposisikan KAAN bukan hanya sebagai simbol nasional, tetapi juga sebagai komoditas global.
Namun, proyek besar ini menghadapi tantangan fundamental: ketergantungan pada teknologi asing, terutama mesin. Kongres Amerika Serikat telah memblokir ekspor mesin dan komponen vital yang dibutuhkan Turki. Situasi ini menimbulkan pertanyaan serius: apakah KAAN dapat benar-benar lepas dari bayang-bayang ketergantungan eksternal?