Hobbymiliter.com – Korea Utara Gagal Luncurkan Satelit Chollima-1. Rezim Korea Utara dibawah pimpinan Kim Jong Un dikabarkan gagal dalam upaya mereka meluncurkan satelit mata-mata pertama milik mereka pada hari Rabu, tanggal 30 Mei 2023 waktu setempat. Satelit yang diberi nama Chollima-1 itu dikabarkan gagal diluncurkan ke orbit akibat adanya malfungsi pada sistem saluran bahan bakar dan mesin roket yang mengangkut wahana satelit tersebut. Satelit yang awalnya akan menjadi satelit mata-mata pertama milik Korea Utara itu akhirnya jatuh ke laut dan upaya peluncuran satelit itupun gagal. Meski demikian, tidak disebutkan lebih lanjut dimana lokasi jatuhnya roket yang membawa satelit mata-mata milik Korea Utara tersebut.
Pemerintah Korea Utara pada kesempatan sebelumnya memberikan pengumuman kepada Korea Selatan dan Jepang terkait rencana peluncuran roket pembawa satelit milik mereka yang “akan dilakukan pada bulan Mei – Juni 2023”. Pemerintah Jepang merespon dengan memerintahkan unsur-unsur pertahanan udara nya untuk “menembak jatuh roket ataupun puing-puing roket yang diluncurkan oleh Korea Utara apabila memasuki wilayah ruang udara Jepang”. Saat dilakukannya peluncuran roket yang membawa muatan satelit mata-mata milik Korut tersebut, pemerintah Jepang juga sempat mengeluarkan perintah evakuasi darurat untuk warganya yang berada di wilayah prefektur Okinawa bagian selatan, yang kemudian di batalkan setelah diketahui bahwa roket tersebut tidak menuju ke ruang udara Jepang. Pemerintah Korea Selatan juga mengeluarkan peringatan evakuasi darurat bagi warga Seoul yang kemudian diralat dan disebut sebagai alarm peringatan evakuasi yang keluar akibat adanya kesalahan teknis.
Sementara itu, Amerika Serikat menyayangkan upaya Korea Utara dalam meluncurkan satelit mata-mata mereka ke orbit, yang berakhir dengan kegagalan itu. Amerika Serikat kembali mengingatkan rezim Kim Jong Un bahwa Korea Utara ada dibawah sanksi yang melarang segala bentuk penggunaan teknologi roket dan peluru kendali/rudal jarak jauh yang juga dapat difungsikan sebagai wahana pengangkut satelit. Hal ini menurut Amerika didasari pada sanksi yang telah dijatuhkan oleh Dewan Keamanan PBB atas upaya pengembangan teknologi rudal balistik milik Korea Utara yang dapat mengangkut hulu ledak nuklir sebagai sistem senjata strategis bagi Korut.
