Kisah Vladimir Putin Nyaris Mati Ditembaki Di Chechnya – HobbyMiliter.com – Dalam sebuah film dokumenter mengenai Presiden Rusia yang disusun oleh reporter Rusia Andrey Kondrashov, Vladimir Putin, teringat akan sebuah insiden pada tahun 2000, saat helikopternya dihujani tembakan musuh di Chechnya.
Pada saat itu, Putin yang menjabat sebagai Presiden Rusia bermaksud untuk terbang ke Gudermes, Chechnya, pada Malam Tahun Baru. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan moril pasukan dengan mengucapkan selamat Natal dan Tahun Baru kepada pasukan Angkatan Bersenjata Rusia yang sedang bertempur untuk menghancurkan kekuatan Angkatan Bersenjata Chechnya, serta untuk berpartisipasi dalam sebuah upacara pemberian penghargaan bagi prajurit prajurit yang terpilih.
Namun naas, dalam penerbangan tersebut, beberapa kali pilot helikopter yang ditumpangi oleh Putin tersebut melakukan manuver. “Helikopter itu tidak dapat mendarat,” kata Putin dalam dokumenter yang diterbitkan di media sosial Rusia.
Pengumuman resmi waktu itu menyebutkan bahwa helikopter tidak dapat mendarat di wilayah Chechnya karena dihadang oleh cuaca buruk. Namun, sesuatu yang ditutupi oleh otoritas Moscow sampai wawancara ini terjadi, yang sebenarnya adalah saat itu helikopter tersebut dihujani tembakan dari bawah, kata Kondrashov.
“Saya mulanya berpikir itu kembang api, karena waktu itu kan Malam Tahun Baru, namun lalu Pilotnya bilang: ‘kembang api apa? Kita ditembaki’” kenang Putin.
Bersyukur saat itu tidak ada peluru lawan yang berhasil membuat kerusakan serius pada helikopter yang ditumpangi Vladimir Putin tersebut.
Menurut Igor Sechin, yang sempat menjabat pimpinan Rosneft – perusahaan minyak Rusia, dan pada saat kejadian menjabat wakil kepala staf kepresidenan dan berada didalam helikopter yang sama, Putin segera memerintahkan untuk kembali ke pangkalan awal, kemudian mengambil rute alternatif dengan menggunakan transportasi darat.
Langkah ini sebenarnya juga berbahaya, karena cukup banyak jalan darat yang disinyalir banyak dipasangi ranjau oleh Angkatan Bersenjata Chechnya. Bahkan, pada saat perjalanan kembali dari acara tersebut, sebuah ranjau darat terpicu oleh salah satu kendaraan yang berada dalam iring iringan Putin, tapi dengan keberuntungan, waktu itu tidak ada yang terluka.
Kondrashov mengatakan bahwa pada saat itu diputuskan untuk tidak mempublikasi kejadian tersebut. Hal tersebut dilakukan demi kepentingan keamanan Nasional dan juga menjaga wibawa Pemerintah Rusia yang sedang berperang melawan Chechnya.
Perang Chechnya pertama (1994-1996) pertama adalah konflik antara pasukan Angkatan Bersenjata Rusia dengan pasukan dari wilayah yang memproklamirkan diri sebagai Republik Chechnya Ichkeria (CRI). Ketidakstabilan politik dan ketidakpuasan pada pemerintahan Uni Soviet yang menekan rakyat pada saat itu mendorong pembentukan kelompok-kelompok bersenjata di Chechnya, Ichkeria dan daerah-daerah sekitarnya. Perang ini berlangsung antara 1994 hingga 1996, ketika pasukan Chechnya dibawah kepemimpinan Dzhokhar Dudayev berhasil merepotkan pasukan Rusia, hingga kemudian tercapai perjanjian damai yang intinya Chechnya tetap merdeka secara de facto dan mundurnya pasukan Rusia dari seluruh wilayah Chechnya.
Perang Chechnya Kedua dimulai pada tahun 1999, tiga tahun setelah perang pertama selesai dengan perjanjian damai. Perang Chechnya kedua ini dimulai menyusul sejumlah serangan teror yang menargetkan infrastruktur sipil dan bangunan tempat tinggal di Rusia, yang menargetkan kota-kota besar antara lain Moskow dan St.Petersburg. Pada perang ini, Ibu kota Grozny dihancurkan dengan artileri berat oleh Rusia dan pasukan Chechnya mengalami kekalahan, terlebih setelah Rusia berhasil melacak dan membunuh beberapa pemimpin Chechnya, termasuk Dzhokhar Dudayev.
Pada akhirnya, kemerdekaan negara Chechnya dihapuskan, dan dimasukkan sebagai salah satu negara bagian dari Federasi Rusia. Vladimir Putin juga mengangkat Akhmad Kadyrov, salah satu pemimpin milisi Chechnya yang membelot ke Rusia sebagai Presiden negara bagian tersebut. Setelah Akhmad Kadyrov dibunuh oleh mantan rekan seperjuangannya, anaknya, Ramzan Kadyrov menggantikannya hingga sekarang.
Pada serangan Rusia ke Ukraina tahun 2022 ini, Ramzan Kadyrov mengirimkan tentara dan peralatan perang untuk bertempur di pihak Rusia.
-disadur dan diupdate seperlunya dari tulisan Wahyu Parind di Ammochambers.com