Hobbymiliter.com – China Beri Sanksi Lockheed Martin Dan Raytheon. Pemerintah China dikabarkan resmi menjatuhkan sanksi pada dua perusahaan raksasa industri pertahanan Amerika Serikat. Lockheed Martin dan Raytheon Missile Defense dikabarkan telah resmi dilarang melakukan aktivitas ekspor – impor berbagai material yang “terkait dengan China”. Sanksi ini dijatuhkan oleh kementerian perdagangan China terhadap dua raksasa industri pertahanan asal Amerika Serikat tersebut. Lebih detail, pemerintah China melalui kementerian perdagangannya telah menempatkan kedua perusahaan industri pertahanan strategis asal Amerika Serikat itu dalam sebuah “daftar perusahaan tidak terpercaya”. Spekulasi yang beredar, pemerintah China menjatuhkan sanksi ini sebagai respon atas perjanjian penjualan sistem senjata yang dilakukan antara pemerintah Amerika Serikat dengan Taiwan, serta insiden penembakan balon udara yang diduga kuat merupakan balon udara yang dibuat untuk kepentingan misi intelijen China beberapa waktu lalu.

Sumber : skynews
Sebelumnya, pada awal bulan Februari 2023, Angkatan Udara Amerika Serikat atau USAF menembak jatuh sebuah balon udara yang terbang di area ruang udara Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat menyebut bahwa balon udara itu merupakan balon udara yang digunakan oleh militer China untuk melakukan misi mata-mata dan pengumpulan data intelijen terhadap fasilitas strategis milik militer Amerika Serikat. Balon udara ini ditembak jatuh setelah sempat terbang melewati ruang udara wilayah Montana, dimana beberapa silo untuk rudal-rudal balistik nuklir milik Amerika Serikat disimpan. Satu unit pesawat jet tempur F-22A Raptor dikerahkan guna menembak jatuh balon udara tersebut.
Selain insiden penembakan balon udara tersebut, beberapa spekulasi muncul bahwa sanksi yang dijatuhkan pada dua entitas perusahaan industri pertahanan strategis asal Amerika Serikat tersebut ditengarai juga akibat pemerintahan Biden resmi menyetujui program penjualan sistem senjata pada Taiwan di penghujung tahun 2022 lalu. Pada Desember 2022, menjelang tahun baru 2023, presiden Biden menyetujui penjualan sistem senjata dari Amerika Serikat ke Taiwan senilai 180 Juta Dollar AS. Rentetan kejadian tersebut, ditengarai menjadi penyebab kemarahan pemerintah China dan dijatuhkannya sanksi terhadap kedua perusahaan asal Amerika Serikat tersebut. Insiden-insiden ini, semakin memperburuk hubungan antara kedua negara, ditengah memanasnya tensi politik di kawasan Laut China Selatan.