Sunday, September 28, 2025
HomeBerita Militer DuniaMiliter TurkiKAAN Terhambat, Kongres AS Melarang Penjualan Mesin Pesawat Tempur

KAAN Terhambat, Kongres AS Melarang Penjualan Mesin Pesawat Tempur

Blokade Kongres AS terhadap mesin jet bukan peristiwa tunggal, melainkan kelanjutan dari pola panjang ketegangan dalam hubungan Washington–Ankara. Sejak Turki membeli sistem pertahanan udara S-400 Rusia pada 2017, AS telah menangguhkan partisipasi Turki dalam program F-35, bahkan menghentikan pengiriman unit yang seharusnya diterima Angkatan Udara Turki. Walaupun sudah dibayar.

KAAN Terhambat, Kongres AS Melarang Penjualan Mesin Pesawat Tempur
KAAN Terhambat, Kongres AS Melarang Penjualan Mesin Pesawat Tempur

Laporan Defense News pada 2020 mengungkap bahwa Kongres secara diam-diam menahan penjualan senjata besar kepada Turki selama hampir dua tahun. Motifnya jelas: memberi tekanan agar Ankara mengubah kebijakan strategisnya, terutama soal kedekatan dengan Moskow. Dengan konteks ini, pemblokiran mesin untuk KAAN bukanlah kejutan, melainkan bagian dari dinamika politik yang telah berlangsung bertahun-tahun.

Mesin adalah jantung pesawat tempur. Tanpa mesin yang handal, desain stealth, avionik mutakhir, dan sensor canggih menjadi tidak relevan. Turki memang berusaha mengembangkan mesin domestik melalui TEI/TRMotor, bahkan menjajaki kerja sama dengan Rolls-Royce. Target resmi pemerintah adalah integrasi mesin nasional pada 2032. Namun, waktu delapan tahun bukanlah periode singkat, dan keberhasilan proyek mesin baru tidak pernah bisa dijamin. Cina saja, yang membuat pesawat tempur jet sejak era 50-an, masih terseok seok dalam mengembangkan mesin jet militer dalam negerinya.

Kegagalan atau keterlambatan dalam pengembangan mesin dapat membuat KAAN terjebak sebagai “platform cantik” tanpa performa optimal. Risiko ini semakin besar jika pasokan mesin impor diblokir permanen. Merubah mesin pun bukan perkara “tinggal las/tinggal baut” seperti komentar netizen Indonesia. Mesin berbeda, mempunyai karakter berbeda, mempunyai dudukan berbeda, mempunyai power yang berbeda, mempunyai sistem keseluruhan yang berbeda, yang pada akhirnya mengharuskan para engineernya balik lagi ke meja gambar buat re-design pesawatnya.

Amerika Serikat memanfaatkan isu mesin sebagai instrumen diplomatik. Pesan tersiratnya sederhana: jika Ankara ingin akses teknologi Barat, maka harus menyesuaikan diri dengan standar keamanan NATO dan mengurangi kedekatan dengan Rusia.

Bagi Turki, dilema ini rumit. Di satu sisi, Ankara ingin menunjukkan kemandirian dan menolak dikendalikan. Di sisi lain, kenyataan industri pertahanan menunjukkan ketergantungan pada teknologi asing masih tinggi.

Pertanyaan besar pun muncul: bagaimana dampaknya bagi calon mitra ekspor seperti Indonesia, yang sudah menandatangani kontrak pembelian? Apakah Indonesia siap menghadapi risiko jika proyek KAAN terhambat?

Hanung Jati Purbakusuma
Hanung Jati Purbakusumahttps://www.hobbymiliter.com/
Sangat tertarik dengan literatur dunia kemiliteran. Gemar mengkoleksi berbagai jenis miniatur alutsista, terutama yang bertipe diecast dengan skala 1/72. Koleksinya dari pesawat tempur hingga meriam artileri anti serangan udara, kebanyakan diecast skala 1/72.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

India Luncurkan Kapal LCU Mk IV Unit Ke Empat

India Luncurkan Kapal LCU Mk IV Unit Ke Empat

0
India Luncurkan Kapal LCU Mk IV Unit Ke Empat - HobbyMiliter.com - Angkatan Laut India dikabarkan sukses meluncurkan serta meresmikan unit kapal utilitas pendaratan...
Intip TNI Berlatih Sniper

Intip TNI Berlatih Sniper