Thursday, September 18, 2025
HomeBlog MiliterReferensiLatar Belakang dan Sejarah Penyelesaian Konflik Sampit

Latar Belakang dan Sejarah Penyelesaian Konflik Sampit

Latar Belakang dan Sejarah Penyelesaian Konflik Sampit – HobbyMiliter.com – Mungkin kamu pernah mendengar di Indonesia ada yang namanya Konflik Sampit. Lalu bagaimana sejarah penyelesaian konflik sampit? Bagaimana latar belakang mengapa terjadi Konflik Sampit? Berikut ini adalah pembahasan ringkas yang bisa membantu kamu memahami sejarah tentang Konflik Sampit.

Apa Itu Konflik Sampit?

Konflik Sampit atau Perang Sampit merupakan pecahnya kerusuhan yang terjadi antar etnis di kalimantan di tahun 2001. Konflik ini bermula dari Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun 2001.

Konflik ini pecah di kota Sampit, Kalimantan Tengah sebelum akhirnya meluas ke seluruh provinsi yang ada di Kalimantan termasuk sampai ke Palangka Raya. Konflik sampit melibatkan 2 entitas etnis antara suku Dayak asli dengan warga Madura.

Karena saat ini transmigran asal Madura di kalimantan Tengah populasinya sudah mencapai 21 persen. Sehingga Kalimantan Tengah merasa tidak puas karena merasa tersaingi oleh imigran dari Madura yang disebabkan oleh masalah ekonomi.

Konflik tersebut pecah di tanggal 18 februari 2001 saat 2 warga Madura diserang oleh beberapa warga Dayak. Dan dari awal kejadian tersebut mengakibatkan lebih dari 500 korban meninggal dan ada lebih dari 100 ribu warga asal Madura kehilangan tempat tinggalnya yang ada di Kalimantan. Dari konflik tersebut banyak ditemukan warga asal Madura yang meninggal dalam keadaan kepala terpenggal.

Latar Belakang Konflik Sampit

Konflik Sampit yang terjadi di tahun 2001 yang lalu sebenarnya bukanlah insiden pertama yang terjadi antar entis Suku Dayak dan Suku Madura. Sebelumnya pernah terjadi perselisihan keduanya di tahun 1930 pada masa program transmigrasi mulai dicanangkan oleh pemerintah Kolonial Belanda. Konflik besar terjadi antara bulan Desember 1996 sampai bulan Januari 1997 yang pada saat itu konflik Dayak Madura mengakibatkan sekitar 600 korban tewas.

Sampai pada tahun 2000, transmigrasi asal Madura di Kalimantan Tengah mulai memenuhi sekitar 21 persen populasi.. Sehingga suku Dayak mulai merasa tidak puas dengan persaingan yang terus terjadi dari Suku Madura.

Hukum baru yang diterapkan juga memungkinkan warga Madura mendapatkan kontrol terhadap banyak industri di provinsi tersebut, seperti perkebunan, penambangan dan perkayuan. Hal tersebut menimbulkan masalah ekonomi yang menjadi awal dari kerusuhan kedua etnis suku Dayak dan Madura.

Dan insiden kerusuhan mulai pecah di awal tahun 2001 dengan bermula adanya serangan pembakaran sebuah rumah Dayak. Berdasarkan rumor warga Madura lah yang menjadi pelaku pembakaran dari rumah orang dayak tersebut. Kemudian warga Dayak membalas dengan membakar rumah orang Madura.

Ada juga yang mengatakan bahwa latar belakang konflik sampit ini menurut Profesor Usop dari Asosiasi Masyarakat Dayak. Disebabkan karena pembantaian yang dilakukan oleh dayak adalah bentuk mempertahankan diri karena warga dayak terlebih dahulu mendapatkan serangan. Dan menurutnya disebutkan juga bahwa seorang warga Dayak mendapatkan siksa dan terbunuh oleh sekelompok warga asal Madura setelah terjadi sengketa judi yang terjadi di Desa Kereng Pangi di tanggal 17 Desember 2000.

Ada juga yang mengatakan bahwa konflik ini bermula dari percekcokan antar murid dari berbagai ras suku etnis yang ada di sekolah yang sama.

Konflik Sampit

Situasi konflik antar Suku Madura dengan Suku Dayak diperparah karena memiliki nilai-nilai dan kebiasaan budaya yang berbeda. Contohnya ada dari suku Madura yang sering membawa celurit atau parang kemanapun membuat orang Dayak memiliki pikiran bahwa pendatang tersebut siap untuk berkelahi.

Konflik sampit sendiri berawal dari perselisihan antara dua etnis pada akhir tahun 2000. Pada pertengahan Desember tahun 2000, terjadi pemberontakan antar etnis Madura dan Dayak yang terjadi di Desa Kereng Pangi.

Sehingga dari situlah membuat hubungan kedua etnis menjadi lebih memanas dan menegang. Ketegangan kedua suku ini semakin memanas setelah adanya perkelahian di sebuah tempat hiburan yang ada di desa pertambangan emas yang ada di Ampalit.
Seseorang dari etnis Daya tewas terkena luka bacok dari orang dari etnis Madura. Dari kejadian ini kemudian membuat keluarga dan tetangga merasa marah. Dan membuat konflik antar kedua suku ini semakin memanas dan menegang.

Dampak Konflik Sampit

Dua hari setelah peristiwa tersebut ada sekitar 300 warga Dayak yang mendatangi lokasi tewasnya seseorang dari Suku Dayak untuk mencari pelaku.

Karena pelaku tidak berhasil ditemukan, maka warga dayak melakukan perusakan di daerah tersebut pada 2 tempat karaoke, 5 motor, 2 mobil dan 9 rumah yang dimiliki oleh orang dari suku Madura.

Dari penyerangan ini sehingga membuat sekitar 1335 orang berasal dari suku Madura mengungsi.

Sejarah Penyelesaian Konflik Sampit

Pada tanggal 18 Februari 2001, suku dayak akhirnya bisa menguasai kota sampit. Tetapi polisi berhasil menahan seorang pejabat lokal, karena dugaan menjadi dalang dari pecahnya konflik di sampit. Orang ditahan tersebut diduga telah membayar 6 orang untuk melakukan provokasi kerusuhan yang ada di Sampit.

Kemudian ribuan warga Dayak mengepung kantor polisi yang berada di Palangkaraya dan meminta pembebasan tahanan. Permintaan tersebut dikabulkan polisi di tanggal 28 Februari 2001.

Pada saat itu militer berhasil membubarkan massa dari Suku Dayak yang ada di jalanan. Dari konflik Sampit ini ada sekitar 100 warga Madura yang terpenggal kepalanya oleh suku Dayak.

Sejarah penyelesaian konflik sampit mulai mereda ketika pemerintah berhasil meningkatkan keamanan. Caranya adalah dengan menangkap para provokator, dan melakukan evakuasi warga.

Untuk memperingati akhir konflik sampit, dibuatlah sebuah perjanjian damai antara Suku Dayak dan Suku Madura. Agar Perjanjian damai tersebut bisa diingat terus maka dibentuklah tugu perdamaian di Sampit.

Jadi itulah tadi sejarah penyelesaian konflik sampit yang dilakukan pemerintah. Semoga dengan adanya informasi sejarah ringkas ini bisa membuat kamu memahami sejarah tentang konflik sampit dengan lebih jelas.

Hanung Jati Purbakusuma
Hanung Jati Purbakusumahttps://www.hobbymiliter.com/
Sangat tertarik dengan literatur dunia kemiliteran. Gemar mengkoleksi berbagai jenis miniatur alutsista, terutama yang bertipe diecast dengan skala 1/72. Koleksinya dari pesawat tempur hingga meriam artileri anti serangan udara, kebanyakan diecast skala 1/72.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

PPA Datang, Jangan Senang Dulu

PPA Datang, Jangan Senang Dulu

1
Hobbymiliter.com - PPA Datang, Jangan Senang Dulu. Kemarin malam, jagat antusias militer Indonesia dikejutkan dengan dua foto penampakan kapal perang multi-peran jenis Frigate Pattugliatore...