Pada umunya SEAL Carrier mampu beroperasi pada 3 mode yang berbeda, yaitu yang pertama di permukaan, kedua setengah tenggelam, dan ketiga melaju di bawah permukaan air, sama seperti kapal selam. Ketika menyelam, kapal dipenuhi oleh air dengan cara membuka pintu pada bagian bawah lambung kapal. Untuk mode setengah tenggelam, wastafel kapal akan terndam air setengahnya. Mode setengah tenggelam juga diartikan sebagai titik saat kapal masih mempunyai udara pada tangki ballast ketika dipenuhi oleh air.
SEAL Carrier dikendalikan oleh dua orang operator (pilot dan copilot) yang mengerti tentang pergerakan kapal saat di bawah permukaan serta di atas permukaan. Tiap operator dan pasukan tempur harus siap dengan peralatan selam saat menggunakan SEAL Carrier, alat selam open maupun close circuit yang tidak menghasilkan gelembung udara. Dari aspek kapasitas angkut, kapal ini mampu mengangkut hingga 6 personel pasukan katak dengan peralatan tempur.
Pertama kali SEAL Carrier diperlihatkan yaitu ketika defile HUT TNI ke-68 pada bulan Oktober silam. Lima hari setelah HUT TNI, satuan Kopaska Armabar melakukan uji coba kapal ini. Kapal saat itu dioperatori oleh dua teknisi Swedia serta 4 personel Kopaska. Di wilayah Asia, hanya Indonesia yang mempunyai SEAL Carrier, sementara di Negara pabrikannya, SEAL Carrier digunakan oleh Resimen Marinir I di Berga Naval Base. Kapal yang berbobot 4,3 ton ini juga memiliki kemampuan taktis dan strategis, contohnya seperti digunakan dalam misi patroli terbatas, serta misi pengintaian. Melaju dengan kecepatan 30 knot, kapal ini mampu bergerak sampai radius 277,80 km pada permukaan, dan kemampuan jejalahnya di bawah air yang mengandalkan tenaga baterai mampu mencapai radius 18,52 km