Raytheon menerima kontrak sebesar US$199.757.307 untuk produksi AIM-9X yang dipesan oleh militer Amerika dan beberapa Negara lainnya. Selain Indonesia, negara lainnya yang memesan Sidewinder paling modern ini meliputi Polandia, Australia, Taiwan, Rumania serta Belanda. Melalui perjainjian kontraknya N00019-15-C-0092 telah memaparkan kontrak pemesanan suku cadang Sidewinder oleh Turki, Finlandia, Denmark, Israel, Maroko, Swiss, Jepang, Singapura, Norwegia, Arab Saudi serta Korea Selatan .
Berdasarkan penawaran AS pada 2015 yang lalu, Paket pengadaan AIM-9X Sidewinder oleh Indonesia meliputi pengiriman sebanyak 30 unit AIM-9X-2 Sidewinder Block II, kemudian 20 unit AIM-9X-2 captive air training missiles (CATM), 4 unit CATM-9X-2 Block II guidance units, 2 unit CATM-9X-2 Block II tactical missile guidance units serta 2 dummy air training missile. Pengadaan ini tergolong lengkap, karena termasuk aspek rudal dummy untuk pelatihan.
Paket US$47 juta juga termasuk container rudal, komponen test sets, alat pendukung, peralatan latihan, suku cadang, perbaikan, pelatihan personil serta dokumen teknis. Munculnya rudal ini mampu meningkatkan pertahanan terhadap ancaman serta melindungi keamanan regional dan menguatkan perlindungan teritori. AIM-9X adalah versi terbaru dari Sidewinder yang dapat melibas sasarannya pada jarak 20 Km, yang dikembangkan pada awal tahun 1996. AIM-9 memiliki kehebatan first shot serta first kill yang sangat responsif. Rudal juga mengusung thrust vectoring yang terintegrasi dengan guidance fins, sehingga mampu mengejar target yang menukik sekalipun.
Untuk pengoperasiannya terhubung dalam joint mounted helmet mounted cuing system (JHMCS) buatan Boeing yang dipakai oleh pilot. Sehingga AIM-9X menjadi rudal yang melengkapi jet-jet tempur milik AS.