Mikoyan Gurevich MiG-31 Foxhound, Pesawat Tempur Rusia Tercepat Saat Ini – HobbyMiliter.com – Pada pertengahan era 70-an semakin nyata bagi Soviet bahwa pesawat tempur MiG-25 Foxhoundnya kurang memuaskan. Walaupun mesinnya luar biasa kuat untuk ngebut, tetapi MiG-25 kurang bisa bermanuver pada saat pencegatan dan juga sukar dikendalikan pada ketinggian rendah.
Jika dibuat mengejar SR-71, pesawat mata mata tercepat Amerika, kecepatan aman maksimal MiG-25 yang merupakan pesawat tempur tercepat di Uni Soviet saat itu, hanya sebatas Mach 2,8. Bisa sih dipaksa kerja keras hingga Mach 3,2 memang. Tapi setelah itu mesin tersebut harus pensiun. Itu pun jika tidak rusak atau meledak lebih dulu di udara.
Angkatan Udara Soviet tidak puas. Terlebih setelah pembelotan pilot Victor Balenko yang menerbangkan sebuah pesawat tempur MiG-25 ke Jepang dan meminta suaka politik di Amerika. Sudah dipastikan pesawat tempur tersebut sudah di dedel duwel oleh pakar pakar Amerika dan Jepang sebelum dikembalikan ke Uni Soviet dalam keadaan tercerai berai.
Maka pada tahun 70-an dimulailah pengembangan pesawat baru yang mengambil desain dasar MiG-25. Namanya MiG-31. Oleh NATO, diberi kode Foxhound. Pesawat tempur baru ini prototypenya terbang perdana pada tahun 16 September 1975. Desain luarnya mirip dengan MiG-25 dengan perbedaan ukurannya yang lebih besar dan airframe lebih kuat.
Berbeda dengan MiG-25 yang hanya memiliki 1 kokpit, pesawat ini memiliki 2 kokpit, satu untuk pilot dan satu untuk radar/weapon operator. Radarnya lebih baru dan canggih. Sudah bisa mode look up – look down – shoot down pada multiple target. Radius tempurnya pun meningkat, nyaris dua kali dari MiG-25 Foxbat.
Setelah disetujui, maka pada 1979 mulailah pesawat MiG-31 Foxhound ini diproduksi massal. Jadi bisa dibilang, pengembangan dan produksi pesawat tempur MiG-31 Uni Soviet ini sejaman dengan pengembangan dan produksi pesawat tempur F-15, F-16 dan F/A-18 dari Amerika Serikat. Bisa dikatakan, pesawat tempur MiG-31 Uni Soviet ini termasuk dalam kategori pesawat tempur generasi ke 4.
Seperti halnya pendahulunya, MiG-25 Foxhound, MiG-31 Foxbat diperlengkapi dengan 2 mesin dengan air intake besar di sisi kanan dan kirinya. Desain sayapnya menggunakan tipe shoulder-mounted wing dan dilengkapi dengan 2 sayap tegak di ekornya. Karena sistemnya yang kompleks, pesawat ini dioperasikan oleh 2 orang kru. Satu sebagai pengemudi pesawat, dan satu lagi sebagai operator radar dan senjata, konfigurasi yang sama dengan yang dianut oleh F-14 Tomcat asal Amerika.
Sebagai pesawat drag-race, MiG-31 dibatasi hanya boleh melakukan manuver maksimum 5g pada saat kecepatan supersonik. MiG-31 didesain untuk terbang cepat menuju sasaran melakukan pencegatan dan menembak dari jarak Beyond Visual Range (BVR). Pesawat ini tidak didesain untuk bertarung dogfight ataupun melakukan manuver rapid turning (berbelok dengan sudut kecil).
Pesawat tempur ini ditempatkan di area area yang memiliki pertahanan udara minimalis dan juga memiliki luas area yang harus dipertahankan sangat besar. Misalnya di lingkar artik dan di Siberia. Tugas utamanya adalah menyongsong datangnya bomber bomber Amerika dari jarak jauh, terbang mencegat, dan menembakkan rudal BVR dari jarak jauh ke gerombolan bomber tersebut.
Untuk melakukan tugas tersebut MiG-31 Foxhound dibekali dengan radar canggih pada masanya. Pesawat ini adalah pesawat operasional pertama di dunia yang menggunakan radar berteknologi PESA. Radar Zaslon S-800 yang terpasang dihidungnya, mampu mendeteksi pesawat tempur non stealth pada jarak 200 kilometer dari posisinya. Pada jarak tersebut komputer avioniknya mampu memisahkan 10 sasaran yang paling mengancam, men-track sasaran tersebut dan mengunci serta menembakkan rudal ke 4 sasaran terpilih dari 10 sasaran yang di track tadi.