Hobbymiliter.com – Saat ini PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sedang mengembangkan drone atau Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) jarak menengah atau Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang dirancang mampu terbang non stop 24 jam dengan ketinggian jelajah hingga 23.000 kaki (sekitar 7000 meter).
“Drone ini dirancang mampu terbang 24 jam di udara,” ujar Chief Engineer PTTA, PTDI, Bona P. Fitrikananda, Senin (25/1/2016).
Drone ini dirancang PTDI untuk misi terbang jarak jauh, yang bertugas hingga ke pulau-pulau terluar. Nantinya, drone ini akan melakukan pengintaian awal bahkan penindakan langsung ke sasaran yang berbahaya, sebelum pasukan yang digerakkan tiba di lokasi, karena rancangan drone ini diklaim bisa langsung menembak sasaran dengan roket yang dirancang mampu menembak sasaran dengan radius efektif 5-6 km.
“Permintaan TNI supaya memiliki fungsi penindakan. Kalau ada sesuatu berbahaya, sebelum tentara atau bantuan datang, kita bisa melakukan penindakan,” jelas Chief Engineer PTTA, PTDI, Bona P. Fitrikananda.
“Senjatanya masih open, tapi kita rencanakan yang dibuat PTDI yakni RD 702. RD 702, bisa menembak dengan radius 5-6 km,” tambahnya.
Kerjasama dengan China
Sebelumnya, Indonesia telah bekerjasama dengan China, melalui BPPT/PT.DI/PT.LEN dan ALIT (China) dalam proyek UAV, yang kontraknya telah ditandatangani pada Maret 2011.
Pada bulan Februari 2015, ALIT dan PT.LEN menandatangani kontrak kerjasama pengembangan UAV Wulung. Rincian kerjasama kedua lembaga, ditargetkan rampung di akhir tahun 2015, yang selanjutnya masuk ke tahap implementasi dan ditargetkan mulai uji terbang tahun 2018.
“Tahun ini preliminary design, tahun depan masuk detail design dan prototype, uji terbang dilakukan pada tahun 2018,” tambah Bona.
Perkiraan desain UAV MALE buatan PTDI
Melalui UAV Wulung, Indonesia memiliki roadmap untuk mengembangkan UAV MALE. Pada bulan Mei 2015, ALIT China dan BPPT/PT.LEN/PT.DI telah menandatangani pengembangan UAV MALE, di bawah pengawasan Kementerian Pertahanan.
Untuk pembuatan sistem elektroniknya, PTDI berencana menggandeng PT LEN, sekaligus langkah meningkatkan konten lokal. Drone PTDI ini masuk kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE), mengikuti drone sekelas MQ-1 Predator AS dan drone CH-4 buatan China. Drone jenis ini direncanakan bisa membawa 2 sampai 4 unit roket.
Sedangkan ALIT China akan memasok: teknologi, bantuan teknis dan peralatan untuk mencapai tujuan dari program tersebut.
wiiiih seriusan ini, min? kok gokil sih drone dari Indonesia ini? Yang saya tau, drone itu cuma buat dokumentasi dari udara doang. bzzzzz
MANTAP DAH MIN. iZIN SHARE YA