Jika dideteksi dengan radar, destroyer USS Zumwalt terlihat jauh lebih kecil dan lebih senyap dibandingkan kapal tempur lain. Hal ini membuatnya sulit dideteksi, dilacak, dan diserang oleh musuh.
Kapal ini akan dipimpin oleh Vice Admiral (Laksamana Madya) Tom Rowden, sebagai perwira tinggi yang bertugas mengepalai, melatih, dan mempersenjatai seluruh armada kapal US Navy yang bertugas di wilayah Pasifik. Ia mengatakan bahwa Zumwalt akan membuat “perbedaan signifikan” diantara kapal-kapal tempur lainnya.
Kemampuan dan kemajuan teknologi yang dimiliki oleh kapal ini memungkinkannya untuk menjalankan banyak misi defensif dan ofensif, serta mengeluarkan tenaga (tembakan) kapanpun jika dibutuhkan. Hal ini membuat pihak internal US Navy sangat kegirangan, kata Laksdya Rowden. Ia menyebut kehadiran Zumwalt akan membuat sekutu dan rekanan AS menjadi “tenang” dan sebaliknya, akan membuat musuh merasa “terancam.”
Kemampuan Zumwalt yang unik memungkinkannya dapat dipersenjatai dengan konsep yang belum pernah diujicoba sebelumnya seperti senjata laser dan directed-energy weapons (DEW).
Nama kapal ini diambil dari mendiang Laksamana Elmo “Bud” Zumwalt, yang pernah meraih penghargaan bintang perunggu pada Perang Dunia II, serta menjadi komandan perahu-perahu kecil yang berpatroli di delta sungai Mekong di Vietnam. Ia tercatat sebagai kepala operasi AL AS termuda sepanjang sejarah.
