
Tayyar juga menyarankan agar Turki membuat keputusan untuk menonaktifkan Pangkalan Udara Incirlik yang terletak di Provinsi Adana di Turki selatan. Seperti diketahui, pangkalan tersebut merupakan markas bagi alutsista NATO yang hendak beroperasi di Suriah dan Irak.
Sang deputi juga berharap untuk “membuka lembaran baru” dengan Washington dibawah kepemimpinan Donald Trump. Kendati demikian, ia memperingatkan bahwa Turki bisa saja keluar dari NATO apabila permintaan mereka soal ekstradisi Fethullah Gulen dan pencabutan dukungan terhadap militan Kurdistan Suriah tidak dipenuhi.
“NATO hadir sebagai produk era Perang Dingin. Kami tidak memerlukan keanggotaan NATO karena (organisasi) tersebut telah berubah menjadi sebuah struktur yang mengancam kedaulatan Turki, dan bukannya melindunginya,” tutup Tayyar.