Ini dikarenakan pesawat tersebut, menurutnya, dapat dikonfigurasikan dengan cepat sesuai dengan kebutuhan misi yang akan diemban nya, mulai dari misi angkut pasukan, penerjunan pasukan, evakuasi medis, hingga patroli martitim.
Menurut Dadhik, fitur yang lebih penting yang membuat NC212i unggul dari pesaing lainnya adalah pada kemampuan pesawat ini untuk dapat lepas landas dari landasan yang kasar dan tidak terlalu panjang. kemampuan ini memungkinkan Philippine Air Force atau PAF untuk dapat menjangkau area – area lain di kepulauan Filipina yang sebelumnya tidak bisa dijangkau dengan menggunakan pesawat angkut yang lebih besar.
Sebelumnya, PT. Dirgantara Indonesia berhasil memproduksi dan mengirimkan sebanyak dua unit pesawat angkut ringan bermesin turboprop NC212i ke Filipina dalam kontrak senilai 814 Juta Peso atau setara 18,3 Juta Dollar AS.