Hobbymiliter.com – AL Russia & China Tuntaskan Patroli Laut Bersama. Angkatan Laut Russia dan China berhasil menyelesaikan patroli laut bersama yang dilakukan di perairan Pasifik Barat. Kegiatan patroli laut bersama antara kedua angkatan laut yang digelar selama 15 hari tersebut merupakan iterasi kelima dari agenda penguatan hubungan baik antar angkatan laut dari kedua negara tersebut. Tercatat, agenda patroli laut bersama ini telah dilakukan sejak tahun 2021 lalu. Sebanyak tiga kapal perang dilibatkan dalam pelaksanaan patroli bersama tahun ini. AL Russia & China melibatkan total 3 kapal perang dalam kegiatan patroli laut bersama tahun ini.
Angkatan Laut Russia mengirimkan kapal perusak atau Destroyer dari kelas Udaloy, RFS Admiral tributs dengan nomor lambung 564. Sementara itu, People’s Liberation Army Navy atau PLAN (Angkatan Laut China) mengirimkan dua kapal perang yakni satu kapal perusak atau Destroyer dari kelas Luyang-III / Type 052D, CNS Shaoxing dengan nomor lambung 134 dan satu kapal tanker armada atau Fleet Oiler dari kelas Fuchi / Type 903, CNS Qiandaohu dengan nomor lambung 886. Patroli laut gabungan yang digelar oleh Russia dan China ini dimulai pada tanggal 6 Agustus 2025 lalu, sehari setelah kedua angkatan laut dari kedua negara menggelar latihan bersama yang berlangsung selama lima hari mulai dari tanggal 1 s/d 5 Agustus 2025.
Baik pemerintah Russia maupun China belum merilis detail rute patroli bersama tersebut, tetapi Kantor Staf Gabungan (JSO) Jepang melaporkan bahwa patroli tersebut melintasi Selat La Perouse pada 8 Agustus 2025 untuk memasuki Laut Okhotsk. Media Rusia juga melaporkan bahwa unsur patroli gabungan tersebut telah tiba pada 12 Agustus 2025 di pelabuhan Petropavlovsk-Kamchatsky di Semenanjung Kamchatka untuk mengisi bahan bakar dan beristirahat sebelum melanjutkan patroli bersama pada 14 Agustus 2025. Tak satu pun kapal perang Russia maupun China terlihat di dekat perairan Jepang sejak patroli bersama dua negara ini berakhir. Kapal-kapal AL Russia & China itu kemungkinan kembali ke Russia dan China melalui rute yang tidak melewati Jepang, atau ada kemungkinan kapal-kapal tersebut masih berada di laut untuk menjalankan tugas sesuai kepentingan nasional masing-masing negara.
