Tuesday, March 19, 2024
HomeAlutsistaDrone UAVSelayang Pandang Armada Pesawat Tanpa Awak China Di Laut China Selatan

Selayang Pandang Armada Pesawat Tanpa Awak China Di Laut China Selatan

Selayang Pandang Armada Pesawat Tanpa Awak China Di Laut China Selatan – HobbyMiliter.com – Pemerintah Republik Rakyat China bersama Tentara Pembebasan Rakyat China semakin menunjukkan pembangunan kekuatan militer yang intensif di wilayah pulau buatan yang dibangun di wilayah perairan Laut China Selatan.

Meningkatnya pembangunan kekuatan militer di wilayah pulau artifisial tersebut tentu menjadi perhatian dari berbagai negara. Mulai dari negara – negara yang bersengketa dengan China soal klaim batas wilayah perairan mereka, maupun negara – negara adikuasa yang merasa bahwa China ingin “menguasai dan mengendalikan” wilayah perairan tersebut.

Selain membangun pulau buatan yang kemudian digunakan sebagai basis militer berupa pangkalan udara dan pangkalan angkatan laut, Tentara Pembebasan Rakyat China juga mengirimkan pasukan serta peralatan tempur dan sistem senjata. Berbagai jenis pesawat militer, kendaraan tempur, serta kapal perang dikirim untuk memperkuat pangkalan yang sudah dibangun diatas pulau buatan di Laut China Selatan.

Disamping mengirimkan kapal perang, kendaraan tempur, serta pesawat militer, China juga memanfaatkan armada pesawat udara tanpa awak atau yang lazimnya disebut Unmanned Aerial Vehicle (disingkat UAV,red). Kali ini, tim HobbyMiliter akan mencoba menghadirkan kepada anda, para pembaca yang budiman, mengenai selayang pandang armada pesawat tanpa awak yang digunakan oleh militer China di wilayah Laut China Selatan.

harbin 4

Selayang Pandang Armada Pesawat Tanpa Awak China Di Laut China Selatan. Sistem UAV BZK-005 Dalam Sebuah Parade Militer.

Armada Pesawat Tanpa Awak China Di Laut China Selatan

Secara umum China mengoperasikan begitu banyak pesawat tanpa awak atau UAV dari berbagai jenis dan tipe. Mulai dari UAV yang digunakan untuk tujuan pengintaian terhadap posisi kekuatan lawan hingga UAV yang dipersenjatai dengan roket, rudal dan bom yang kemudian disebut sebagai Unmanned Combat Aerial Vehicle atau disingkat UCAV. Secara khusus, kali ini akan kami tampilkan empat jenis sistem pesawat tanpa awak yang digunakan oleh militer China di wilayah perairan Laut China Selatan.

BACA JUGA :  AS dan Korsel Terapkan Sanksi Ekonomi Baru Bagi Korut

Militer China di area sekitar Laut China Selatan diperkuat oleh 4 jenis pesawat tanpa awak. Keempat jenis pesawat tanpa awak tersebut yakni S-100, ASN-209, BZK-005, dan GJ-1. Keempat jenis pesawat tanpa awak tersebut dioperasikan di beberapa lokasi diantaranya di wilayah daratan utama atau Mainland China, di pulau buatan yang berada di Laut China Selatan, serta ditempatkan diatas kapal perang milik Angkatan Laut Pembebasan Rakyat China atau PLA Navy (disingkat PLAN,red).

Pada umumnya, penggunaan aset – aset pesawat tanpa awak di jajaran militer China lebih difokuskan kepada misi – misi pengintaian dan surveillance terhadap posisi kekuatan potensial lawan jika sedang terlibat dalam suatu konflik. Sedangkan pada masa damai, aset – aset pesawat tanpa awak ini digunakan sebagai kekuatan utama dalam menjalankan misi patroli terhadap area atau wilayah kedaulatan China.

Meski demikian, bukan berarti armada pesawat tanpa awak ini semuanya tidak bersenjata. Salah satu dari empat jenis pesawat tanpa awak yang akan kami bahas dalam artikel kali ini merupakan UCAV atau UAV yang dapat dipersenjatai sehingga dapat menjalankan misi tempur.

BACA JUGA :  Korut Nasionalisasi Aset Korsel dan Luncurkan Rudal Jarak Pendek
Selayang Pandang Armada Pesawat Tanpa Awak China Di Laut China Selatan
Selayang Pandang Armada Pesawat Tanpa Awak China Di Laut China Selatan. Sistem UAV S-100 Tampak Lepas Landas Dari Dek Helikopter Milik Kapal Perang Jenis Frigate Kelas Type 054B JIangkai II.
Sumber : JMSDF

Schiebel Camcopter S-100, UAV Taktis Diatas Kapal Perang China

Pada tahun 2010 silam, pihak militer China membeli sebanyak 18 unit sistem pesawat tanpa awak Schiebel Camcopter S-100 dari perusahaan Schiebel yang berbasis di Austria. UAV ini merupakan UAV intai yang bentuk fisiknya menyerupai sebuah helikopter namun berukuran lebih kecil dari helikopter pada umumnya.

Diproduksi di fasilitas produksi Schiebel di sebelah Selatan kota Vienna, Austria, Camcopter S-100 merupakan satu – satunya produk pesawat tanpa awak yang ditawarkan oleh perusahaan Schiebel tersebut.

Schiebel Camcopter S-100 merupakan jenis UAV dengan kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal. Kemampuan ini lazim disebut sebagai kemampuan VTOL, Vertical Take-Off and Landing. Kemampuan ini memungkinkan sistem pesawat tanpa awak tersebut untuk lepas landas dan mendarat tanpa membutuhkan landasan, yang artinya pesawat tanpa awak ini menjadi sangat mobile dan dapat dioperasikan di darat dan juga di laut.

Untuk pengoperasian di darat dapat menggunakan platform statis seperti pangkalan udara atau platform dinamis yang dapat bergerak seperti unit pengendali mobil dan UAV dapat diluncurkan dari atas truk yang memiliki ukuran dimensi panjang dan lebar yang sesuai dengan ukuran UAV tersebut. Sementara di laut, UAV ini dapat dioperasikan melalui dek helikopter atau helideck diatas kapal perang milik PLAN.

Pengoperasian unit – unit pesawat tanpa awak buatan Austria tersebut diatas kapal perang milik Angkatan Laut China atau PLA Navy (disingkat PLAN,red) mulai diketahui publik internasional pada bulan Mei tahun 2012 silam. Saat itu Pasukan Bela Diri Maritim Jepang atau Japan Maritime Self Defense Force berhasil mengabadikan beberapa foto yang menunjukkan pengoperasian tidak kurang dari tiga unit sistem pesawat tanpa awak Schiebel Camcopter S-100 dari atas landasan helikopter atau helideck sebuah kapal perang milik PLAN dari jenis Frigate kelas Jiangkai II Type 054A.

BACA JUGA :  ISIS Bersiap Kembangkan Angkatan Lautnya Sendiri

Sementara itu, pihak kantor intelijen Angkatan Laut Amerika Serikat atau US Office of Naval Intelligence (ONI,red) menyebut dalam sebuah laporan yang dirilis pada tahun 2015 bahwa beberapa unit sistem pesawat tanpa awak atau UAV Schiebel Camcopter S-100 dioperasikan dari atas kapal – kapal perang permukaan milik Angkatan Laut Pembebasan Rakyat China atau PLAN.

Dengan ketinggian jelajah maksimal 18.000 kaki atau setara 5,5 kilometer, serta jarak jangkau maksimal hingga 200 kilometer, menjadikan S-100 sebagai perangkat sistem yang mumpuni untuk digunakan dalam misi pengintaian taktis bagi armada PLAN. Armada kapal perang PLAN dapat menggunakan drone ini untuk kebutuhan pengintaian, survei dan pengumpulan data intelijen.

Kemampuan ini masih ditunjang pula dengan fakta bahwa sistem pesawat tanpa awak S-100 pada penerapannya diluncurkan dari atas dek helikopter yang dimiliki kapal perang jenis Frigate kelas Jiangkai II, menjadikannya lebih mobile serta dapat digunakan untuk membantu gugus tempur laut PLAN untuk melakukan identifikasi visual terhadap calon musuh potensial yang sedang bergerak mendekati area operasi gugus tempur laut tersebut.

Kristian Prasetyo Lobo
Kristian Prasetyo Lobohttps://www.facebook.com/Achtung.sniper
Just an ordinary person who loves diecast and military related-stuffs. Enjoy my writings as you enjoy your daily delicious food. Wanna put some suggestion? Don't hesitate to comment on my posts or you can sending me message on my facebook profile. ^^

7 COMMENTS

    • walau KW hampir semua barang elektronik mereka punya dari modem usb sampai pesawat bahkan satelit, keunggulan mereka tidak dapat dianggap sebelah mata, sedangkan kita belum punya kemampuan yg demikian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

29-railgun-rusia-berhasil-diujicoba

Rusia Berhasil Ujicoba Railgun Elektromagnetik Pertamanya

0
Hobbymiliter.com - Kelompok peneliti Rusia berhasil mengujicoba railgun pertama di negaranya. Senjata ini mengandalkan daya elektromagnetik ketimbang daya ledak atau tekanan udara. Demikian dilaporkan...

Recent Comments