Senjata Fretilin Dimasa Awal Operasi Seroja – HobbyMiliter.com – Tulisan ini adalah tulisan mas Parind di websitenya yang hilang, ammochambers.com. Entah lupa naruh atau gimana beliau, kok bisa sampai hilang.
Saat Indonesia mengadakan operasi militer bertajuk “Seroja” untuk menganeksasi Timor-Timur (saat itu disebut Timor Portugis), pemerintahan kolonial Portugal dan pasukannya yang sudah terlebih dulu angkat kaki meninggalkan seabrek persenjataan kepada para eks pasukan Tropaz dan milisi lainnya yang notabene adalah putra-putra asli Timor. Memang hanya sebatas light firearms atau persenjataan ringan yang biasa dipergunakan Infanteri, juga tidak ada data pasti mengenai berapa jumlahnya, namun diperkirakan lebih dari seribu pucuk.
Beragam persenjataan tersebut lantas dipergunakan oleh faksi-faksi lokal yang ada di Timor-Timur waktu itu ; UDT, Apodeti, dan tentunya Fretilin.
Sejarah mencatat pada akhirnya UDT dan Apodeti berpihak kepada kubu Indonesia untuk mengintegrasikan Timor-Timur, meninggalkan kubu Fretilin yang tetap bersikukuh untuk berdiri merdeka dan mengobarkan perlawanan kepada pasukan Indonesia dan aliansinya. Sebagai catatan, sebagian besar persenjataan eks Portugis jatuh ke tangan pasukan Fretilin.
Seiring semakin intensnya pertempuran antara kedua kubu dan disertai berjalannya waktu, semakin beraneka ragam pula jenis senjata yang diperoleh Fretilin, sebagian besar tentunya merupakan rampasan dari militer Indonesia. Namun berikut akan kita batasi dulu dengan jenis persenjataan yang memang sudah dipegang oleh pasukan anti integrasi tersebut sebelum masuknya TNI ke Timor-Timur.
Senjata Fretilin Pistol dan Senapan
Pistol Walther P-38/P-1
Pistol besutan pabrikan Walther Arms Jerman ini merupakan salah satu pistol standar angkatan bersenjata Portugal. Dulunya Walther P-38 dirancang untuk menggantikan Luger P-08 yang dianggap mahal. Varian P-38 diproduksi dari tahun 1939 hingga 1945, sementara varian P-1 diproduksi dari tahun 1957 sampai tahun 2000. Pistol semi otomatis dengan kaliber 9×19 mm ini biasanya disandang oleh para komandan Fretilin di lapangan.
Senapan Mauser
Pasukan Fretilin yang konon mendapat dukungan penuh dari eks Tropaz mempergunakan senapan bolt action mauser Kar98/ 937 Portuguese contract. Senapan berkaliber 7,92×57 mm ini merupakan senapan warisan pasukan kolonial Portugal. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa Fretilin mempergunakan senapan mauser swedish yang mempergunakan kaliber peluru 6,5×55 mm.
SMG M948 FBP
M948 FBP adalah Sub Machine Gun buatan Portugal dengan kaliber amunisi 9×19 mm. SMG ini juga sudah malang melintang dipergunakan pasukan Portugal dalam perang kolonial mereka di Afrika. Dari foto-foto dapat terlihat milisi yang menenteng pistol mitrialur yang kurang dikenal ini, sepintas terlihat seperti MP-40 atau Grease gun.
Battle Rifle G3
Nah kalau milisi Fretilin yang masih newbie katanya biasanya dibekali bedil sekelas mauser yang bolt action, beda dengan para kombatan yang sudah lama berada di bawah asuhan Portugis (para eks Tropaz). Pasukan ini biasa dikenali dengan penampilannya yang lebih “rapi”, tidak terlalu brewok, sering mengenakan seragam, dan, menenteng senapan G3 sebagai senjatanya.
Performa senapan G3 plus kemampuan militer eks Tropaz yang lebih mumpuni dibandingkan rata-rata milisi sering menjadi momok bagi pasukan TNI yang berhadapan dengan mereka di medan pertempuran (apalagi mungkin untuk prajurit yang membawa SP1). Battle Rifle G-3 berkaliber 7,62×41 mm, berkemampuan tembakan semi dan full automatic.
Nah, senapan yang berada ditangan para serdadu Fretilin ini kemungkinan besar bukanlah berasal dari pabrikan Heckler & Koch Jerman, melainkan dari Portugal sendiri, dimana industri senjata dalam negeri Portugal – Fabrica do Braco do Prata – juga memproduksi G3 dalam jumlah besar untuk keperluan pasukan mereka. G3 sendiri merupakan service rifle di angkatan bersenjata Portugis selama puluhan tahun.
Senapan Mesin dan Mortir Infanteri
Dari beberapa kisah pertempuran yang pernah terdengar saat masa Seroja, ada cerita saat pasukan TNI dihadang oleh senapan mesin atau dihujani tembakan mortir. Yak, Fretilin juga mengoperasikan beberapa type senapan mesin dan mortir infanteri. Dirunut dari persenjataan standar pasukan Portugal sendiri, berikut beberapa type senapan mesin dan mortir yang dipergunakan sebagai senjata Fretilin dalam menghadapi ABRI waktu itu :
Madsen Light Machine Gun
Senapan mesin ringan buatan Compagnie Madsen A/S dari Denmark ini merupakan salah satu light machine gun yang dipergunakan oleh pasukan Portugis. Dirancang pada tahun 1896. Madsen LMG merupakan salah satu senjata yang paling eksis dari mulai Perang Rusia-Jepang, Perang Dunia I, hingga konflik terkini yang terjadi di dunia saat ini. Dalam beberapa pertempuran, pasukan TNI menyita Madsen LMG dari tangan milisi Fretilin yang tewas atau menyerah.
MG-34 GPMG
Mulai dioperasikan oleh Militer Jerman pada 1936, senapan mesin multi fungsi (atau yang biasa kita sebut senapan mesin sedang atau senapan mesin regu) MG-34 yang mempergunakan amunisi 7,92×57 mm Mauser ini dianggap sebagai senjata paling advanced untuk jenisnya pada masa itu. Portugis juga mempergunakan GPMG ini didalam angkatan bersenjata mereka – dan dalam kasus Timor-Timur – banyak yang beralih tangan ke pasukan Fretilin.
MG-42 GPMG
MG-34, dengan segala kesuksesannya, begitupun dianggap cukup mahal dan rumit untuk diproduksi. Maka militer Jerman berniat mencari alternatif senapan mesin lain yang lebih murah dan mudah dibuat ; lahirlah MG-42 (walaupun ternyata MG-34 juga tetap diproduksi sampai akhir perang). Sama seperti pendahulunya, MG-42 yang juga mempergunakan amunisi berkaliber 7,92×57 mm Mauser, menjadi momok bagi pasukan Sekutu yang berhadapan dengan tentara Jerman di Perang Dunia II. Angkatan Bersenjata Portugal pun mengadopsi dan mempergunakan MG-42 dalam perang kolonialnya. Senapan mesin ini juga dipergunakan Fretilin sebagai senjata untuk menempur ABRI yang datang ke Timor-Timur waktu itu.
Mortir M2 60 mm
Mortir buatan Amerika Serikat ini dikembangkan dari versi lebih beratnya yakni M1 yang mengusung kaliber 81mm. M2 yang berkaliber 60 mm ini difungsikan untuk memberi bantuan tembakan yang lebih ringan untuk pasukan sekelas kompi. Dengan jangkauan tembakan hingga 1,8 km dan mulai dipergunakan pada PD II, M2 Infantry Mortar masih eksis di beberapa belahan dunia hingga sekarang. Salah satu pihak yang pernah mengoperasikannya adalah Angkatan Bersenjata Portugal.
Morteirette de 60 mm
Tidak ditopang oleh tripod, mortir buatan Portugis ini dioperasikan dengan memegangi mortir pada posisi sesuai kemiringan yang diinginkan sambil menginjak tali pegangan mortir yang terbuat dari bahan kulit yang kuat. Kendati dianggap sangat mobile dan bisa cepat memberikan reaksi bantuan tembakan, mortir ini memiliki kekurangan dalam kestabilan dan jarak tembakannya.
Selain beberapa jenis light firearms yang telah disebutkan diatas, Fretilin juga mempergunakan ragam persenjataan lain seperti ranjau darat (tercatat sebuah tank PT-76 Marinir rusak terkena ranjau darat yang dipasang Fretilin dan menewaskan seluruh awaknya) dan juga granat tangan dari berbagai jenis.