Belanda pun melanggar perjanjian yang telah disepakati dengan Kaum Padri sebelumnya dan melakukan penyerangan ke nagari Pandai Sikek yang merupakan kawasan produksi mesiu dan senjata api. Demi memperkuat kedudukannya di sana, Belanda membangun benteng Fort de Kock di Bukittinggi.
Kaum Padri terus melakukan konsolidasi melawan Belanda dan awal tahun 1833 saat pasukan Belanda membangun kubu pertahanan di Padang Mantinggi, Kaum Padri pimpinan Tuanku Rao menyerang mereka hingga banyak korban jiwa berjatuhan di pihak Belanda. Akan tetapi di tanggal 29 Januari 1833, Tuanku Rao menderita luka berat saat pertempuran di Air Bangis hingga dirinya pun kemudian meninggal tidak lama setelah dinaikkan ke kapal untuk diasingkan.