Inggris juga membentuk pasukan milisi yang terdiri dari 400 para pemuda berbagai negeri guna menjaga keamanan wilayah. Para pemuda tersebut diperlengkapi dengan seragam, senjata serta diberikan kepangkatan militer sesuai kecakapan dan kemampuan mereka. Sementara untuk mengasah keterampilan mereka, Inggris juga menyediakan berbagai macam latihan militer disertai berbagai cara berperang yang sederhana.
Namun ketentraman yang dirasakan rakyat berakhir saat Belanda mengambil alih kembali kekuasaan atas kepulauan Maluku tersebut di bulan Maret 1817 dan membangun kembali birokrasi yang telah mereka terapkan sebelumnya di kepulauan tersebut.