Hobbymiliter.com – Komandan Militer Iran mengakui bahwa Marinir AS yang dibebaskan dari tahanan Iran pada hari Rabu (13/1) kemarin “menangis” saat ditangkap karena secara ilegal masuk ke dalam wilayah kedaulatan negara mereka dengan menggunakan dua unit kapal.
Fars News Agency pada hari Minggu (17/1) mengatakan informasi ini datang dari Brigadir Jenderal Hossein Salami, wakil komandan Garda Revolusi Iran (IRGC), angkatan bersenjata militer Syiah Iran. Pada saat yang bersamaan, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif berdiskusi dengan John Kerry untuk melunakkan sanksi yang diterapkan kepada Teheran.
“Para marinir tersebut ‘menangis’ pada saat ditangkap, namun kemudian merasa lebih baik setelah Garda Revolusi Iran memperlakukan mereka secara baik-baik,” ujar Salami.

10 marinir Amerika ditawan oleh angkatan laut Iran pada hari Selasa (12/1) minggu kemarin setelah memasuki wilayah perairan Iran di kawasan Teluk Persia secara ilegal. Salami mencatat setelah insiden tersebut, politisi AS langsung menghubungi pihak Iran via telepon secara membabi buta untuk membebaskan tahanan marinir AS.
“Orang Amerika secara rendah hati mengakui kekuatan kami, jadi kami membebaskan para marinir setelah yakin bahwa mereka memasuki perairan Iran secara tidak sengaja. Kami bahkan mengembalikan persenjataan mereka.”
Panglima Angkatan Laut Garda Revolusi Iran, Jenderal Ali Fadavi mengatakan bahwa situasi ini bisa saja berbalik menjadi mencekam karena rudal Iran sudah mengunci target kapal pengakut pesawat milik AS, tepat setelah tawanan dibebaskan.
Fadavi menjelaskan bahwa Iran bersiap untuk menembakkan misil karena kapal pengangkut USS Truman membuat sejumlah gerakan yang “kurang professional” selama 40 menit, dan berpotensi membuat serangan balasan.