Rupanya pemerintah Singapura sudah telanjur menyadari, bahwa setelah berlangsung selama seperempat abad, pameran kedirgantaraan telah menjadi salah satu agenda dua tahunan yang khas bagi negara pulau ini. Dan karena itu sayang kalau sepeninggal manajemen Asian Aerospace, Singapura lalu tidak punya acara serupa lagi.

Pada satu sisi, Singapura memang bukan pengembang teknologi kedirgantaraan utama seperti AS, Inggris, Perancis, atau Russia. Sampai hari ini tidak ada pesawat hasil rancangan Singapura. Tetapi Singapura punya kebanggaan tersendiri di bidang kedirgantaraan. Di sana ada industri pertahanan yang dulu mampu melakukan retrofit terhadap jet A-4 Skyhawk. Kemampuan pemeliharaan pun berkembang. Di bidang industri angkutan udara, Singapura punya airline terkemuka di dunia, apalagi setelah memelopori pengoperasian jet superjumbo Airbus A380. Kini, Bandara Changi telah menjadi bandara terkemuka internasional. Dibidang persenjataan, Singapore Technologies sudah melakukan ToT dengan berbagai pihak, mulai lisensi rudal dari Russia hingga pengembangan teknologi Early Warning Radar dengan Israel.

BACA JUGA :  Tiga Kapal Perang Milik AL Singapura Kunjungi Surabaya

Jangan lupakan pula, bahwa Angkatan Udara Singapura (RSAF) merupakan angkatan udara yang termasuk paling disegani di kawasan karena terbina dengan baik, ditopang alutsista mutakhir. Dengan segala prestasi yang dicapainya, Singapura tampak selalu bangga ketika menyelenggarakan pameran kedirgantaraan. Kedirgantaraan selain menjadi kebanggaan juga menjadi kontributor kemajuan perekonomian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here