Dari pengalaman ini, Praka Soeprato semakin yakin bahwa di tengah medan pertempuran memang segala sesuatu bisa saja terjadi menimpa dirinya, termasuk tertembak musuh. Meski 2002-2003 dia bertugas sampai 15 bulan di Aceh dalam operasi Baladika, tidak menjamin dirinya lolos dari tembakan lawan. Dalam pertempuran hukum ditembak atau menembak memang sudah berlaku umum.

10 COMMENTS

  1. Bunuh semua musuh negara Indonesia tanpa berbelas kasihan. Hanya aksi ABRI, Indonesia aman lagi sesudah “demokrasisi”- hal Indonesia sekarang 1 kg beras lebih banyak Rp10.000 di kampung2 Java- jaman Krismon di bawah Pak Suharto- itu harga untuk 5 kg= Rp. 10.000. Semua indeks kehidupan masyarakat Indonesa JATUH jauh sekali dari Jaman Emas Pak Harto. Demokrasi- pilih-memilih siapun yg paling populer untuk apalah? Supaya wong cilik hanya bisa makan hanya 2 kali per hari atau kurang? Demokrasi supaya terroris lebih banyak dan harga kehidupan naik terus tanpa batas? Terima Kasih ABRI TNI untuk menjaga sinar Merdeka dan Roh perjuangan dan cintanya dan kasihnya kesejahteraan Rakyat . Memang terbukti adalah banyak organisasi sembrono hal2 rakyat.

  2. indo dackel….keparat tutup bacot lo yg bau tai itu…ya, aceh itu tanah nenek moyang kami. Aceh lebih dahulu ada dibanding republik indonesia….wajar saja berontak….,pake dong otak lo….macam otak anjing aja yg ada di kepala lo yg bau apek…ngaca…ngaca dulu….klo ngomong….dasaar kafiir loo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here