Lebih dari 3500 orang atau rata-rata 47 orang per harinya meninggal dalam 10 minggu terakhir, karena diduga terlibat jaringan perdagangan obat-obatan terlarang di Filipina. Hampir dua pertiga dari angka pembunuhan tersebut dilakukan oleh pasukan pembunuh rahasia, sementara sisanya dilakukan oleh operasi kepolisian.
Duterte memperhitungkan akan ada “banyak jiwa yang terbunuh sebelum pengedar narkoba berhasil diusir dari jalanan Filipina seutuhnya.”
Para pendukung HAM internasional terus menyerukan kepada Filipina agar tidak “main hakim sendiri” dalam membunuh terduga pemakai dan pengedar narkoba. Human Rights Watch juga berpendapat bahwa Filipina sebaiknya membentuk badan investigasi independen untuk memeriksa apakah Duterte memang memiliki peranan dalam membunuh terduga narkoba tersebut.