Konsorsium memiliki anggota beberapa industri strategis yang bertugas beragam peralatan roket. Didalamnya terdapat juga PT Pindad yang bertugas mengembangkan launcher serta firing system berplatform GAZ, Nissan, serta Perkasa yang telah dirubah menggunakan laras 16/warhead serta mobil launcher. Lalu ada juga PT Dahana yang mensuplai propellant, PT Krakatau Steel untuk pengembangan material tabung serta struktur roket. Sedangkan PT Dirgantara Indonesia mendesain dan pengujian jarak terbang.
Konsosium ini juga didukung Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang bertugas menyediakan alat pengatur posisi roket. ITB juga mendukung sistem kamera nirkabel guna menangkap serta mengirim citra ketika roket mencapai sasaran. Beberapa perguruan tinggi juga ada UGM, ITS, Universitas Ahmad Dahlan, serta Universitas Suryadharma, yang ikut terlibat di dalamnya. Label D-230 berganti menjadi R-Han 122 dikarenakan sudah dipegang oleh Kementerian Pertahanan.