Menengok Kuburan Pesawat Tempur Rusia di Lebyazhye – HobbyMiliter.com – Lebyazhye Air Force Base dulunya adalah pangkalan udara militer milik Angkatan Udara Rusia. Pangkalan ini terletak 18 kilo meter Barat Laut kota Kamyshin dan 170 kilo meter sebelah utara kota Volgograd (dulu Stalingrad). Lebyazhye saat ini menjadi kuburan bagi beberapa pesawat yang dulu pernah memperkuatnya.
Berbeda dengan AMARG, kuburan pesawat Amerika yang memang dibangun dengan tujuan menyimpan pesawat dengan tujuan menjadi cadangan strategis, Lebyazhye tampaknya menjadi kuburan pesawat karena ditutupnya pangkalan udara ini.
Pangkalan udara ini memiliki runway yang luar biasa lebar dan apron yang sangat luas. Seluruh runway dan apron dibangun dengan beton yang diperkuat agar mampu bertahan dari serangan udara. Runwaynya memiliki lebar 80 meter dan panjang 2500 meter. Taxyway selebar 20 meter dibangun paralel di sampingnya. Apron raksasa berukuran 80 meter x 1200 meter melengkapi Pangkalan Udara ini.
Pangkalan udara ini dibangun pada tahun 1955. Dulunya pangkalan ini dihuni oleh unit 1st Guards Instructional Fighter-Bomber Aviation Regiment (1 Gv IAPIB), dengan kekuatan MiG-23, MiG-27K dan Sukhoi Su-24. Tugasnya adalah mempersiapkan pilot pilot yang baru lulus sesi latih dasar untuk menjadi pilot operasional.
Pangkalan udara ini ditutup tahun 2009 karena militer Rusia kekurangan anggaran dan harus melakukan penghematan, salah satu cara adalah dengan memangkas jumlah prajurit dan menutup beberapa pangkalan udara.
Setelah ditutup, seluruh personel yang tersisa dipindahkan ke pangkalan lain dan ditempat ini hanya dijaga oleh beberapa personel keamanan. Cukup sedikit untuk area seluas pangkalan udara utama. Beberapa blogger Rusia melakukan “kunjungan tidak resmi” ke bekas pangkalan udara ini dan mendapatkan beberapa foto yang menarik.

Begini pangkalan udara ini dilihat dari Google Earth. Luasnya tampaknya jauh lebih besar dari pada katakanlah, pangkalan udara Halim Perdana Kusuma. Ukuran pangkalan ini, termasuk areal eks perumahan prajuritnya, mencapai 10 kilo meter x 5 kilo meter.

Bekas tower ATC di samping apron. Dulu pada masa jayanya, petugas petugas lalu lintas udara militer di ATC ini memberikan perintah perintah pergerakan pesawat bagi siswa siswa pilot. Terlihat apron yang terbuat dari beton diperkuat pun sudah kalah melawan kekuatan alam. Tumbuhan liar hidup dimana mana.

Para blogger Rusia ini mengambil resiko ditembak penjaga dengan nekat memasuki pangkalan udara ini. Yang pertama mereka masuki adalah Tower ATC dengan Baseops di bawahnya. Tampak peta wilayah yang menjadi tanggung jawab satuan di pangkalan udara ini. Sungai yang memanjang di peta adalah sungai Wolga.

Poster salah satu pesawat yang memperkuat pangkalan udara ini pada saat masih beroperasi. Pesawat didalam poster adalah Sukhoi Su-24 (kode NATO Fencer), sebuah fighter bomber yang hingga saat ini beberapa masih beroperasi. Kontingen Angkatan Udara Rusia di Suriah membawa beberapa unit Sukhoi Su-24 Fencer ini. Pada tahun 2015, sebuah Su-24 Fencer Rusia juga ditembak jatuh oleh F-16 Turki di perbatasan Turki – Suriah.

Pemandangan dari atas Tower. Tampak panel panel dashboard operator ATC di tower ini menggunakan kayu. Namun seluruh perangkat elektroniknya sudah tidak ada lagi. Dari atas tower ini terlihat jelas seluruh area pangkalan udara. Di apron beton yang terlihat di foto ini, dulunya sibuk lalu lalang jet jet tempur kebanggaan Angkatan Udara Rusia.

Gambar denah layout pangkalan udara ini masih terpasang di dinding baseops. Dulunya pangkalan udara ini mampu menampung pesawat sebanyak 1 resimen. 1 resimen terdiri dari beberapa skadron. Pesawat yang memperkuat pangkalan udara ini antara lain MiG-23 Flogger, MiG-27 (Kode NATO juga Flogger), dan Sukhoi Su-24 Fencer.

Di ujung apron, terdapat hangar dengan beberapa bangkai pesawat tempur. Pesawat tempur ini dulunya merupakan bagian dari kekuatan udara Angkatan Udara Rusia. Selepas penutupan pangkalan ini di tahun 2009, tampaknya pesawat pesawat yang sudah dalam keadaan unservicable ditinggal begitu saja.

Mengapa ditinggal begitu saja? Apakah tidak mungkin diperbaiki? Mungkin karena memang pada saat 2009, militer Rusia benar benar sedang defisit sehingga tidak ada budget untuk memperbaiki. Yang kedua mungkin juga karena doktrin AU Soviet yang ketika pesawat pesawat ini dirancang dan dibuat masih menguasai Rusia.

Doktrin yang dimaksud adalah doktrin membuat pesawat yang jika rusak berat, lebih mudah untuk menscrap dan membangun yang baru di pabrik dibandingkan dengan memperbaikinya. Tampak tulisan 1963 di bangunan dibelakang rongsokan pesawat ini. Mungkin menandakan tahun bangunan bata tersebut dibuat.

Dibagian lain dari pangkalan udara ini juga masih tersimpan beberapa pesawat tempur yang sudah tidak bisa digunakan kembali. Rata rata sudah dipreteli mesin dan avioniknya. Kuburan pesawat tempur Rusia ini setidaknya memiliki 18 pesawat rongsok.

Tampaknya, nasib akhir dari pesawat pesawat ini adalah di scrap menjadi logam daur ulang. Tampak dari foto ini mesin pesawat sudah dilepas dari airframe. Kalau di Indonesia, pesawat tempur yang sudah tidak digunakan kembali rata rata menjadi monumen, seperti A-4 Skyhawk dan MiG-17 yang banyak menjadi monumen di berbagai tempat.
Rusia sendiri, dalam periode sulitnya, pernah banyak menutup pangkalan militer, baik milik AU, AD, AL maupun angkatan pertahanan antariksa (Aerospace Defence Force). Dan didalam pangkalan pangkalan yang telah ditutup tersebut seringkali ditinggalkan begitu saja dan dijaga dengan keamanan minimum. Nantikan foto foto lain dari pangkalan pangkalan semacam itu dan dengan hal hal lain yang menarik di HobbyMiliter.