Arsip Foto Foto Latihan Gabungan TNI/ABRI 1969 di Cirebon – HobbyMiliter.com. Tahun 1969 adalah masa masa awal kekuasaan rezim orde baru yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto di Indonesia. Di tahun ini, ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia – sebutan gabungan TNI dan Polri) mengadakan latihan gabungan besar-besaran di area Cirebon. Latihan gabungan ini dinamakan Gala Yudha ABRI 1969.
Latihan di TNI/ABRI biasanya dilakukan berjenjang. Mulai dari latihan rutin individu, kemudian di level unit mulai dari regu, peleton, kompi dan batalyon. Kemudian juga ada latihan lintas unit dalam satu matra, seperti misalnya latihan tahunan rutin Angkasa Yudha TNI AU. Baru kemudian dilakukan latihan gabungan antar matra sebagai latihan pamungkas untuk menguji kesiapan, doktrin dan alutsista TNI/ABRI.
Dokumentasi arsip foto Latihan Gala Yudha ABRI 1969 ini menarik, karena kita bisa melihat kesiapan TNI/ABRI dan alutsista yang digunakan pada waktu itu. Lebih menarik lagi, kita masih bisa melihat beberapa alutsista yang digunakan di tahun 1969 ini masih tetap digunakan di tahun 2018 ini, nyaris 50 tahun kemudian.
Kita juga bisa melihat beberapa alutsista yang kehadirannya cukup mengejutkan kita. Misalnya adanya ATGM asal Perancis yang dilakukan pengadaannya sekitar tahun 1962-1964. Tahun tahun yang dimana kita tahu selama ini dikatakan bahwa Indonesia di embargo negara barat.
Menurut SIPRI pun pembeliannya cukup banyak, 500 unit. Jumlah yang cukup banyak mengingat periode tersebut yang memiliki tank mungkin hanya Indonesia, Thailand dan Vietnam. Singapura baru membeli AMX-13 bekas dari Israel di awal tahun 70-an.
Tampak pada foto ini, personel sedang mempersiapkan mortir. Mortir di gambar ini tampaknya adalah mortir berat buatan Soviet PM-43 kaliber 120mm. Mortir ini merupakan senjata kelompok, tugasnya untuk memberikan bantuan tembakan ke perkubuan musuh.
Pasukan yang mengawaki mortir berat buatan Soviet PM-43 kaliber 120mm sedang menggelar stelling di sepanjang tepi saluran irigasi. Biasanya 1 mortir ini diawaki oleh 6 orang personel. Jarak jangkaunya maksimumnya sekitar 5-6 kilometer. Jika sudah terlatih, awak senjata bisa menembakkan 4-6 mortir per menitnya.
Foto buram ini menampilkan aksi MLRS TNI AD jaman itu dalam latihan gabungan ini. TNI AD mengoperasikan peluncur roket RM-51 kaliber 130mm buatan Czechoslovakia. Walaupun kalibernya 130 mm, lebih besar dari RHan misalnya yang hanya 120mm, tapi karena panjangnya tak seberapa, maksimum jarak jangkaunya pun pendek. Hanya 8 kilometer.
Foto berikut ini tampaknya juga RM-51 versi towed. Roket yang digunakan sepertinya sama dengan yang digunakan oleh RM-51, hanya saja menggunakan peluncur tarik dan dengan konfigurasi 8 roket dalam 2 stak. Per staknya 4 roket.
RM-51 MLRS menggunakan platform truk ZIL 6×6 sebagai platform gerak sendirinya. Tampak di foto ini, para personel TNI melakukan reload rocket. 1 Peluncur biasanya diawaki oleh 6 orang personel.
Bandingkan dengan foto 2012 ini. RM-51 TNI yang dibeli tahun 1960-an ini ternyata masih bisa melakukan penembakan di Baturaja 2012. Propelan pada roket roketnya belum expired.
RM-51 Truck Mounted dan versi tarik dalam 1 frame. Dengan jarak jangkau hanya 8 kilometer, sebetulnya masih lebih powerful BM-21 Grad seperti yang memperkuat KKO (marinir). BM-21 Grad mempunyai range hingga 20 Kilometer.
Seragam yang digunakan personel TNI/ABRI jaman itu. Lengkap dengan AK-47 popor kayu dan helm baja.
Personel ABRI sedang melakukan operasi darat pada latihan gabungan Gala Yudha 1969. Menilik seragam yang digunakan, tampaknya personel ini berasal dari KKO (Marinir TNI AL).
Posisi seorang personel KKO dengan Senapan Mesin Regu RPD nya. Hingga kini RPD masih menjadi andalan Marinir.
Personel TNI melakukan latihan militer di Cirebon. Tampak masyarakat bergerombol menonton dari seberang jalan. Berjongkong paling depan tampaknya tim dokumentasi sedang melakukan pemotretan. Scene ini tampak seperti salah satu adegan dari film Saving Private Ryan.
Personel perhubungan dengan radionya. Disebelahnya adalah personel Marinir dengan AK-47 nya. Tampaknya radioman tidak membawa senjata pertahanan diri.
Regu KKO dengan senapan AK-47 dan sebuah RPD sebagai senapan mesin regu sedang menunggu perintah. Tampaknya yang sedang dilatihkan salah satunya adalah urban warfare, bertempur di tengah kota.
Kendaraan tempur Alvis Saladin dan Alvis Ferret berpatroli di jalanan dengan kamuflase dedaunan. Ferret dan Saladin di beli TNI dari Inggris di era 60-an. Dan hingga kini keduanya masih bertugas di satuan satuan kavaleri TNI AD.
Foto lain dari duet Ferret dan Saladin. Saladin merupakan Panser kanon yang berasal dari Inggris. Perhatikan rel kereta api yang terletak di sisi jalan.
Personel TNI dengan SMG. Dari bentuknya, SMG ini antara MP28 buatan Jerman atau Lanchester submachine gun buatan Inggris yang merupakan direct copy dari MP28 ini.
Personel batalyon Arhanud dengan sistem S60 kaliber 57mm. Walaupun hingga sekarang masih beroperasi, S60 di tahun 1969 ini tampaknya masih lebih sakti dari pada sekarang. Perhatikan di latar belakang terdapat radar Grom-2 dan terdapat juga Fire Direction bernama PUAZO. Gabungan keduanya dinamakan sistem SON-9.
Cara kerjanya, meriam dan SON-9 digelar dan dihubungkan dengan kabel. Setelah sinkronisasi, target yang datang akan dideteksi dan di-track oleh radar Grom-2 dan PUAZO nya akan mengarahkan meriam meriam yang terhubung secara otomatis ke sasaran. Alat Kendali Tembak ini memungkinkan peluru S-60 membabat sasaran yang terbang rendah secara efektif.
Kekuatan mobil udara disediakan Penerbad dengan helikopter Mil Mi-4 Hound buatan Soviet. Heli ini mampu membawa 10-14 orang pasukan.
Baik ADRI, AURI maupun ALRI pernah mengoperasikan heli Mil Mi-4 Hound buatan Soviet ini. Heli ini cukup unik karena posisi kabin pilot yang nangkring diatas kabin penumpang.
Selain itu Penerbad juga membawa helikopter Allouette III buatan Perancis.
Ternyata, TNI AD pernah punya 500 unit rudal anti tank ENTAC. Rudal buatan Perancis ini mampu membabat kendaraan lapis baja hingga jarak 2 Km. Ketika diluncurkan, operator “menyetir” rudal secara manual via joystick. Yang kemudian diteruskan ke rudal yang sedang terbang ke sasaran dengan melalui seutas kabel, mirip operasi rudal TOW.
Pilot TNI AU menerbangkan pesawat pengebom B-26 Invander. Bomber yang dibeli dari amerika awal 60-an ini dioperasikan oleh Skadron Udara 1.
B-26 Invander ini konon dibeli pemerintah setelah AURI kagum kepada performa B-26 yang digunakan Alan Pope dan PERMESTA dalam melakukan pengeboman terhadap aset aset RI, salah satunya KRI Hang Tuah dan Tangker Inggris yang di bom hingga tenggelam oleh PERMESTA.
Selain itu juga menerbangkan P-51 Mustang. Terlihat dalam foto ini, salah satu P-51 Mustang ber nomer F-356 dengan marking khusus “ORDE BARU” di airframe-nya, crash landing dan terbalik di pangkalan udara Penggung, Cirebon. Kejadian ini terjadi pada tanggal 6 November 1969. Tercatat pilot selamat.
Ada juga beberapa alutsista yang penulis tidak kenali, beraksi dalam latihan gabungan ini. Contohnya roket ini. Sekilas tampak seperti roket SAM SA-2 Guideline/S75 Dvina yang memperkuat TNI AU.
Tetapi bukan, ini bukan S75 Dvina. Jika diperhatikan dengan seksama, sangat banyak perbedaan diantaranya. Apakah pembaca bisa membantu mengidentifikasi alutsista ini?
Bisa jadi ini adalah roket darat ke darat eksperimental yang dikembangkan oleh militer. mengingat di masa ini cukup banyak pengembangan roket ilmiah juga, diantaranya roket KARTIKA dan roket AHMAD YANI.
Selain itu juga roket ini. Sekilas seperti ATGM dengan rail launcher berada diatas dan rudalnya digantung dibawah railnya. Namun penulis belum memiliki referensi mengenai ATGM apapun yang bentuknya persis seperti roket di foto ini.
Bisa jadi juga ini roket eksperimen milik ALRI yang memang mempunyai konfigurasi mirip. Apakah pembaca bisa membantu mengidentifikasi alutsista ini? (Jangan lupa mengisi komentar di bawah).
Jaman embah gw masih jadi tentara ini. Jaman bapak gw masih kecil. Gile, udah hebat TNI kita. JAYA SELALU.
Embahnya dulu tugas dimana pak 😀
ada foto2 dokumentasi waktu beliau bertugas? Jika ada, admin berminat untuk melihatnya 😀
Mau…foto bapak sy sdg terluka?
wilyah cirebon atau kota cirebon yah ??