Apa Yang Dimaksud Dengan Thrust Vectoring? – HobbyMiliter.com. Thrust vectoring atau disebut juga Thrust Vector Control (TVC) adalah suatu kemampuan dari pesawat terbang, roket atau wahana lain untuk memanipulasi arah dari daya dorong (thrust) yang dihasilkan mesin atau motor penggeraknya. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengendalikan arah atau kecepatan angular pesawat atau wahana tersebut.

Khusus untuk roket yang meluncur di luar atmosfer atau ruang udara dimana bilah kemudi aerodinamik tidak berfungsi, maka satu-satunya alat pengendali arah penerbangan adalah thrust vectoring.

Metode penggunaan thrust vectoring pada pesawat terbang ini bermula dari kemampuan mesin pesawat menghasilkan daya dorong vertikal seperti yang dipasang pada pesawat yang mampu terbang vertikal (VTOL) dan jarak pendek (STOL). Ternyata penggunaan metode yang semula hanya untuk membantu agar bisa vertikal atau berjarak pendek saat take off dan landing ini bisa dimanfaat dalam manuver pada situasi pertempuran udara.

Kemampuan thrust vectoring dengan cara membelokkan lubang semburan mesin pesawat memungkinkan pesawat melakukan berbagai manuver yang tidak mungkin dilakukan den-
gan mesin pesawat konvensional.
Pesawat konvensional hanya bisa menggunakan bilah kemudi aerodinamis biasa seperti elevator dan aileron untuk membelok dan berguling (roll). Namun bagi pesawat dengan kemampuan vectoring meskipun masih menggunakan peralatan kemudi yang sama namun bisa melakukannya dengan jauh lebih cepat dan dengan sudut lebih ekstrem, bisa membelok atau menanjak dengan sudut yang tidak mungkin dilakukan menggunakan kemudi konvensional.
Pesawat yang menggunakan metode thrust vectoring saat ini kebanyakan menggunakan mesin turbofan dengan lubang pancaran (nozzle atau vane) bisa membelokkan arah gas dorong. Bahkan ada yang bisa membelokkan pancaran gas dorong hingga 90 derajat. Sehingga bisa digunakan untuk tinggal landas atau mengambang dengan daya dorong vertikalnya. Untuk menghasilkan daya angkat sebesar mampu mengangkat pesawat dibutuhkan mesin yang cukup besar yang tentunya mempunyai bobot cukup berat.

Pesawat dengan thrust vectoring yang cukup terkenal adalah pesawat Hawker Siddeley Harrier, yang menggunakan mesin Rolls-Royce Pegasus, dan juga kembarannya pesawat AV-8B Harrier II milik Korps Marinir AS. Selain itu pesawat tempur generasi ke lima dengan kemampuan jelajah supersonik dan berteknologi siluman seperti Lockheed Martin F-22A Raptor dan F-35.

Demikian pula Rusia tidak kalah dengan pesawat tempur multirole Sukhoi Su-30 MKI menggunakan thrust vectoring. Pesawat ini sangat lincah, mampu terbang pada kecepatan mendekati nol pada sudut serang sangat besar (angle of attack) tanpa pesawat stall (jatuh) serta sanggup melakukan aerobatik dinamis pada kecepatan rendah. Mesin Su-35 sebagai varian terakhir dari Flanker juga dilengkapi dengan teknologi thrust vectoring ini.

Keuntungan metode thrust vectoring adalah kemampuan tinggal landas secara vertikal pada beberapa pesawat atau pada jarak sangat pendek serta kemampuan manuver sangat lincah.
Dalam pertempuran udara, baik pertempuran jarak sedang ataupun duel udara jarak pendek dimana kecepatan mengarahkan senjata atau rudal menjadi pilihan antara hidup dan mati, maka keunggulan dari kelincahan mengubah arah pesawat menjadi penentu dalam kemenangan.