Hobbymiliter.com – Pada tanggal 19 Maret 2022, kapal perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Hasanuddin 366 mendeteksi kontak udara yang diduga musuh saat tengah berlayar di wilayah perairan kepulauan Tambelan, dekat dengan perairan Natuna. Awak kapal pun segera melaksanakan peran tempur bahaya udara dan melaksanakan aksi bela diri menggunakan segala jenis sistem senjata anti serangan udara yang dimiliki oleh kapal perang tersebut sebagai bagian dari prosedur AAW (Anti-Air Warfare). Dalam aksi bela diri tersebut dilaksanakan penghadangan bahaya udara menggunakan sistem rudal pertahanan udara Mistral Tetral, Decoy SKWS, meriam utama Oto-Melara Super Rapid Gun kaliber 76 milimeter dan meriam Vector kaliber 20 milimeter.
Kondisi tersebut bukanlah pertempuran sebenarnya, melainkan hanya bagian dari skenario latihan Perkasa A 2022 yang diadakan oleh TNI Angkatan Udara (TNI AU) dimana unsur KRI Sultan Hasanuddin 366 sebagai bagian dari jajaran armada Koarmada II turut terlibat. Disamping itu dilibatkan juga unsur dari matra darat yakni unsur Batalyon Artileri Pertahanan Udara (Yon Arhanud TNI AD) dalam latihan kali ini. Dilibatkannya unsur KRI berkemampuan pertahanan udara dari Koarmada II tersebut sebagai Gap Filler dan dilibatkannya juga unsur Batalyon Arhanud TNI AD merupakan upaya untuk melatih integrasi informasi dan kekuatan tempur dari ketiga matra TNI yakni TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara.
Dalam simulasi pertempuran tersebut unsur KRI Sultan Hasanuddin 366 disimulasikan berhasil melumpuhkan dua unit pesawat jet tempur Hawk milik TNI AU yang menjadi lawan dalam latihan tempur tersebut. Komandan KRI Sultan Hasanuddin 366, Letkol Laut (P) Boy Yopi Hamel, mengatakan bahwa dalam latihan kali ini, kapal perang KRI SHN-366 tidak hanya bertujuan sebagai Gap Filler, tetapi juga bertujuan untuk melatih kemampuan personel awak kapal dalam mendeteksi kontak udara dan melakukan tindakan peperangan anti serangan udara sesuai dengan kemampuan tempur yang dimiliki oleh kapal perang Republik Indonesia tersebut. “Latihan kali ini tidak hanya bertujuan kapal sebagai pengisi Gap Filler, namun tentunya juga bertujuan untuk melatih serta meningkatkan kemampuan prajurit KRI SHN-366 dalam mendeteksi kontak udara. Tentunya melatih profesionalisme perwira peperangan atas air yang menjadi modal utama dalam Peperangan anti Udara, ” ujarnya.