Namun, uji penerbangan ini dianggap terlalu berlebihan oleh AS dan Jepang. Kedua negara mengklaim bahwa tindakan Tiongkok tersebut akan mempertegang situasi regional dan dianggap sebagai “perubahan sepihak atas status quo,” demikian menurut berita terbitan Chinese People’s Daily.
Seperti diklaim oleh media Tiongkok, lapangan udara tersebut tidak perlu menjadi persoalan bagi pihak manapun karena tidak pernah ada masalah mengenai kebebasan navigasi dan jalur penerbangan di Laut Cina Selatan. Semua negara memiliki hak untuk melakukannya di bawah payung hukum internasional .
Beberapa negara di Laut Cina Selatan memang bersengketa. Namun, media Beijing terus menekankan bahwa Tiongkok dan negara-negara tersebut dapat mencegah kesalahpahaman dengan meningkatkan komunikasi, sehingga menghindari perselisihan teritorial yang dapat menimbulkan masalah di bidang kerjasama regional.
“Kekuatan yang paling mengganggu berasal dari luar, terutama AS. Tahun lalu, kapal perang dan pesawat tempur yang dikirim oleh AS berulang kali melecehkan kedaulatan Laut Cina Selatan. Washington tidak memiliki kepentingan dalam perdamaian di Laut Cina Selatan. AS hanya memperkeruh suasana dan campur tangan demi mendapat keuntungan geopolitik, seperti halnya Tokyo,” ujar terbitan media di Beijing.