Hobbymiliter.com – UAV (Unmanned Aerial Vehicle), atau lebih dikenal dengan istilah drone, merupakan sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh pilot atau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya, bisa digunakan kembali dan mampu membawa muatan, mulai dari alat perekam atau kamera pengintai hingga senjata maupun muatan lainnya.
Selain drone dalam wujud pesawat terbang, drone model helikopter mini akan mengambil peran signifikan, terlebih dalam urusan intai mengintai di area rimba beton. Dan salah satu model drone quadcopter yang dilirik satuan elite TNI adalah Microdrone MD4-1000 buatan Jerman yang dikustomisasi oleh PT Bhineka Dwi Persada (BDP).
Pertama kali dikenalkan di hadapan publik dalam pameran Indo Defence 2014 di Kemayoran, Jakarta Pusat, drone jenis quadcopter VTOL (vertical take off and landing) ini dibalut material body warna putih. Dan dari segi fungsinya, Microdrone MD4-1000 ini tak beda jauh dengan drone heli komersial yang biasa digunakan para penghobi drone.
Namun karena diperuntukkan untuk misi militer, maka Microdrone MD4-1000 ini dirancang tahan terhadap gangguan debu dan air (IP43 protection), suhu yang ekstrim dapat diantisipasi dengan rentang temperatur -10 sampai 50 derajat celcius.


Drone yang juga digunakan oleh Tim SAR dan Kepolisian Jerman ini dibekali tenaga dari baterai 6S2P LiPo, 22.2V berkapasitas 13000 mAh, yang membuat drone ini mampu terbang dengan endurance hingga 90 menit. Kecepatan terbangnya 12 meter per detik, dan kecepatan menanjak 7,5 meter per detik. Dengan kendali lewat remote control, drone dapat terbang sampai 500 meter, namun dengan teknik waypoint GPS (Global Positioning System) jarak jangkau bisa hingga 40 km.
Selain mendapat order untuk pengadaan 10 unit quadcopter (quadrotor) Microdrone MD4-1000 untuk TNI AL, PT BDP di Singapore Air Show 2016 lalu juga mendapat order pengadaan drone helikopter Rajawali 350 untuk Bakamla dan drone pesawat Rajawali 330 untuk TNI AD.