Latihan ini dilaksanakan pasca munculnya komentar dari berbagai pemimpin tinggi Iran yang menuduh Amerika Serikat sengaja melanggar perjanjian nuklir yang telah mereka tandatangani akhir tahun lalu. Iran menuduh keengganan AS untuk mencabut sanksi yang tidak terkait dengan aktivitas nuklir Iran, seperti contohnya dukungan atas terorisme, adalah bentuk pelanggaran dari perjanjian tersebut.
Paragraf ke-37 dari perjanjian antara Iran dan enam negara adidaya di dunia (AS, Tiongkok, Inggris, Rusia, Prancis, dan Jerman) menyebutkan “Iran telah mencatat jika sanksi (atas mereka) tetap diberlakukan sebagian atau seluruhnya, maka Iran akan menganggapnya sebagai alasan untuk tidak mematuhi komitmen dalam perjanjian JCPOA secara sebagian atau menyeluruh.”
Iran kesal karena Amerika Serikat mengklaim Teheran mendukung terorisme. Penanggung jawab badan kehakiman Iran, Ayatollah Sadeq Larjani mengatakan “Yang mereka sebut sebagai teroris itu ialah Hamas di Palestina dan Hezbollah di Lebanon, pejuang yang mengadakan perlawanan terhadap rezim Zionis.”