Tanpa flying instruments, pesawat fighter bomber Tornado tersebut ibarat sebuah pesawat terbang layang yang buruk desainnya. Meluncur dengan cepat ke arah bawah. Ditariknya hidung pesawat beberapa kali dalam upaya untuk memperpanjang luncuran layang pesawat. Tetapi setiap kali Clark melakukannya, bunyi peringatan level menyala bersamaan kecepatan berkurang.
Dia tidak punya acuan noise level mana yang terkait dengan stalling speed pada kondisi yang dialami Tornadonya. Dan Clark tidak ada keingingan untuk men-stall pesawatnya guna mengetahuinya. Jadi apa yang dilakukan adalah ia menurunkan hidung pesawat sampai bunyi suara angin dirasakan sesuai dengan luncuran rate of descent pesawatnya.