Thursday, April 18, 2024
HomeMiliterAnalisis MiliterApakah Rudal S-300 Begitu Sulit Dipelajari dan Dioperasikan?

Apakah Rudal S-300 Begitu Sulit Dipelajari dan Dioperasikan?

Yang menarik perhatian adalah, dimana sistem rudal pertahanan udara canggih S-300 buatan Rusia yang seharusnya menjaga ruang udara Suriah dari serangan Israel? 

Pada tanggal 17 September 2018 malam hari, Israel menyerang target target Suriah di Latakia, Tartus dan Homs. Sebagai upaya pertahanan Suriah meluncurkan beberapa rudal pertahanan udara, yang sayangnya salah satunya justru menembak jatuh sebuah pesawat pengintai elektronik Ilyushin Il-20 milik angkatan bersenjata Rusia dan menyebabkan 15 personel militer Rusia tewas.

Pengiriman S-300 dari Rusia ke Suriah
Pengiriman S-300 dari Rusia ke Suriah

Rusia menyalahkan Israel atas kejadian ini dengan menyebut bahwa pesawat tempur Israel secara sengaja menempatkan Il-20 Rusia diantara F-16 dan rudal yang menguncinya, menyebabkan rudal S-200 yang diluncurkan Suriah salah sasaran.

BACA JUGA :  CZ Scorpion Evo 3, SMG Terbaru Andalan Kostrad
Pengiriman S-300 dari Rusia ke Suriah
Pengiriman S-300 dari Rusia ke Suriah

Sebagai akibatnya, Rusia kemudian memutuskan untuk memberikan baterai rudal pertahanan udara canggih S-300 PMU-2 untuk memperkuat pertahanan udara Suriah. Sebelumnya sebetulnya Suriah di tahun 2013 sudah membeli dan membayar sistem S-300 ke Rusia. Namun karena didesak oleh Israel, akhirnya Rusia di tahun 2013 membatalkan kontrak penjualan S-300 ke Suriah tersebut. Rusia mengatakan bahwa sistem S-300 yang akan diberikan kepada Suriah lebih canggih dari pada yang dipesan Suriah di tahun 2013.

Perkiraan daerah killing area S-300 Suriah
Perkiraan daerah killing area S-300 Suriah

Secara teori diatas kertas, keberadaan rudal ini dalam inventori angkatan bersenjata Suriah bisa mengubah keadaan. Dengan dilengkapi rudal 48N6, sistem S300 Suriah dapat menembak jatuh pesawat dan rudal yang berada 200 kilometer dari posisinya. Radarnya dikatakan dapat mencapai wilayah utara Israel, sehingga setiap serangan Israel ke Suriah dapat dengan mudah dimonitor dan ditangkal. Netizen di Indonesia bahkan sesumbar bahwa begitu pesawat tempur Israel lepas landas dari pangkalan udara, langsung bisa ditembak jatuh oleh S-300.

BACA JUGA :  Indonesia Akuisisi Sistem SNIPER Advanced Targetting Pod Untuk Jet Tempur F-16

Israel pun disinyalir tidak akan berani macam macam setelah S-300 datang ke Suriah. Rusia pun menepati janji, dari awal Oktober 2018 hingga pertengahan Oktober 2018 Rusia mulai mengirim bagian bagian dari S-300 dengan kargo udara. Setelah lengkap, personel Suriah pun dilatih mulai Oktober 2018 untuk menggunakan sistem baru ini.

Pada 20 Oktober 2018, Sistem S-300 sudah datang ke Suriah dan sedang dalam perakitan
Pada 20 Oktober 2018, Sistem S-300 sudah datang ke Suriah dan sedang dalam perakitan

Foto satelit di bulan Februari 2019 memperlihatkan bahwa tiga baterai S-300 di sekitar Masyaf sudah dalam kondisi operasional. Namun walaupun begitu, dalam kejadian serangan Israel ke Suriah pada tanggal 13 April 2019 tersebut, sistem rudal pertahanan S-300 Suriah malah diam, tidak bergeming sama sekali. Upaya pertahanan terhadap serangan udara Israel dilakukan oleh sistem rudal pertahanan udara jarak pendek buatan Rusia Pantsir dan Tor-M1.

BACA JUGA :  India: Senjata HAARP Amerika Serikat Sebabkan Pemanasan Global
Pada 5 Februari 2019 di perkirakan S-300 Suriah sudah operasional
Pada 5 Februari 2019 di perkirakan S-300 Suriah sudah operasional. Namun pada serangan 13 April 2019 Pemerintah Suriah menyatakan kru S-300 masih menjalani pelatihan dan sistem belum bisa dioperasikan walau sudah 5 bulan berselang sejak pengirimannya.

Pemerintah Suriah melalui Kantor Beritanya menyatakan bahwa baterai S-300 belum siap operasional karena pelatihan personel yang akan mengawakinya belum selesai.

Rudal anti pesawat S-300
Rudal anti pesawat S-300

Hal ini menjadi pertanyaan banyak negara. Apakah S-300 begitu sulitnya dipelajari dan dioperasikan? Karena sebetulnya sistem S-300 sudah lengkap diantar ke Suriah bulan Oktober 2018 dan pelatihan kru juga dimulai di bulan Oktober 2018.

Hanung Jati Purbakusuma
Hanung Jati Purbakusumahttps://www.hobbymiliter.com/
Sangat tertarik dengan literatur dunia kemiliteran. Gemar mengkoleksi berbagai jenis miniatur alutsista, terutama yang bertipe diecast dengan skala 1/72. Koleksinya dari pesawat tempur hingga meriam artileri anti serangan udara, kebanyakan diecast skala 1/72.

1 COMMENT

  1. Pertama, saya sesungguh nya penggemar alutsista rusia, namun sesuai dengan artikel diatas, membuat saya sangsi pada kualitas kecanggihan tehnologi rusia.
    1. Alasan alasan yg di katakatan bahwa S300 suriah belum siap, adalah upaya membalik fakta, dlmna sesungguhnya kamampuan tehnologi rusia tidak mampu mengimbangi tehnologi Israel.
    2. Sejak Saya 300 berasa di suriah, kita belum pernah mendengar bahwa Semua 300 berhasil mengalahkan atau menembak rudal atau pesawat tempur Israel.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

36-spanyol-beli-mq-9-reaper-dari-general-atomics

Spanyol Beli Sistem Drone MQ-9 Reaper Dari General Atomics

0
Hobbymiliter.com - Angkatan Bersenjata Spanyol memutuskan untuk memberi sistem drone MQ-9 Reaper alias Predator B. Pembelian tersebut terdiri dari empat unit pesawat tanpa awak dan...

Recent Comments