Tidak cuma diberi sebutan Kota Pejuang, namun tanggal 10 Maret 1965 saat peringatan Peristiwa Merah Putih di Istana Negara, Presiden Soekarno mendeklarasikan bahwa setiap tanggal 14 Februari adalah Hari Sulawesi Utara yakni hari yang bakal selalu dikenang sebagai hari perjuangan mendukung terbentuknya Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.
Hingga kini Walikota Manado Dr GS Vicky Lumentut bersama Partisipan Kawanua Informal Meeting atau KIM dan Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih atau GPPMP terus berusaha memperjuangkan terbitnya Keppres 14 Februari sebagai Hari Pejuang dengan merujuk pada nilai perjuangan Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 di Manado.
Sejarah Peristiwa Merah Putih Di Manado
Sebelumnya Belanda menghasut serta mempengaruhi warga Minahasa dengan mitos persahabatan antara Belanda dan Minahasa yang dikenal dengan sebutan Verbond Minahasa – Nederland yang ada sejak 10 Januari 1679.
Namun tanggal 14 Februari 1946 sekumpulan tentara KNIL di Manado memutuskan rantai mitos tersebut dan melakukan perjuangan merebut kekuasaan NICA. Perjuangan tersebut berhasil gemilang dengan dikibarkannya sang saka Merah Putih di Tangsi Militer KNIL di Teling.
Latar Belakang Peristiwa Merah Putih
Sejarah Peristiwa Merah Putih di Manado diawali dengan pengakuan resmi akan kekalahan Jepang terhadap Pasukan Sekutu yang berlangsung sejak pertempuran di Pasifik bulan Juli 1944. Saat itu Sam Ratulangi mengirim beberapa pemuda, termasuk Mantik Pakasi dan Freddy Lumanauw dari utusan tentara, serta Wim Pangalila, Buce Ompi, dan Olang Sondakh dari perwakilan pemuda buat mengawasi situasi.