Wednesday, April 24, 2024
HomeBlog MiliterSejarahSejarah Peristiwa Merah Putih Di Manado 1946

Sejarah Peristiwa Merah Putih Di Manado 1946

Dua bulan sejak pengutusan, Angkatan Udara Sekutu secara tiba-tiba mengirim puluhan pesawat pembom B-29 dan menghancurkan serta merenggut nyawa penduduk. Kejadian tersebut membuat Jepang mencurigai adanya mata-mata Sekutu yang berperan sebagai tokoh Nasionalis.

Kejadian tersebut memicu terjadinya beberapa kejadian lain, seperti:

  • September 1944 Jenderal Mac Arthur berhasil menaklukkan pertahanan Jepang di Morotai dan Sulawesi Utara.
  • Pertengahan April 1945 hingga awal Februari 1945 terjadi banyak konflik di area Morotai dan Sulawesi Utara.
  • Tanggal 21 Agustus 1945 terjadi penyerahan wilayah Sulawesi dari tentara Jepang kepada E. H. W. Palengkahu sebagai petinggi Barisan Pemuda Nasional Indonesia atau BPNI.
  • Namun Belanda bersama NICA yang berada di bawah perlindungan sekutu berencana menduduki Indonesia Timur kembali, terutama Sulawesi Utara.
  • Wim Pangalila bersama John Rahasia melihat adanya kesempatan melakukan revolusi bagi para pemuda Manado.
  • BPNI bersama Koninklijk Nederlands Indisch Leger atau KNIL yang telah lepas dari kepentingan Belanda diam-diam bekerja sama berusaha merebut kekuasaan dari penjajah.
  • Tanggal 10 Januari 1946 Pasukan NICA yang mengetahui rencana tersebut menangkap para anggota BPNI.
  • Tanggal 10 Februari 1946 Pasukan NICA juga menangkap para tokoh KNIL.
  • Anggota KNIL lainnya masih terus berjuang mencari jalan melakukan pemberontakan dan berhasil mempengaruhi Kopral Mambi Runtukahu buat memimpin aksi penyergapan di pos markas garnisun Manado yakni tangsi militer Teling Manado dan terjadilah Peristiwa Merah Putih.

Aksi Peristiwa Merah Putih

Sejarah Peristiwa Merah Putih di Manado berlangsung seperti berikut:

  • Pukul 21.30 saat apel malam, kelompok pejuang yang terdiri dari Wakil Komandan Regu I Mambi Runtukahu, Wadanru II Gerson Andris, Wadanru III Mas Sitam, Komandan Verkenner Jus Kotambunan, Anggota Regu IV Lengkong Item beserta Verkenner Wehantouw mulai mempersiapkan diri mereka.
  • Pukul 24.00 seluruh anggota yang masih di luar diperintahkan sersan piket Sutarkun buat tidur dikarenakan bakal ada pemeriksaan malam yang dilakukan Komandan Kompi VII Letnan Carlier dan Komandan Peleton Serma Wijzer.
  • Pukul 00.30 dilakukan pemeriksaan persiapan akhir.
  • Pukul 00.45 semua pasukan berkumpul serta menyatakan kesiapan tekad mereka buat mempertaruhkan nyawa demi kedaulatan Republik Indonesia.
  • Pukul 01.00 subuh tanggal 14 Februari 1946 serangan dimulai dengan pergi ke tangsi dengan formasi huruf L.
  • Mereka merobek warna biru dari bendera Kerajaan Belanda dan mengibarkan sang saka Merah Putih di tangsi militer tersebut.
  • Pukul 03.00 pemimpin Garnisun Manado, Kapten Blom ditangkap setelah sebelumnya Letnan Verwaayen selaku pemimpin tangsi Teling ditahan.
  • Siang harinya Residen Coomans de Ruyter dan Letkol de Vries beserta seluruh anggota NICA ditangkap.
  • Keesokan harinya, mereka berhasil menangkap 600 orang pasukan serta pejabat serta pimpinan militer Belanda dan melucuti senjata mereka serta memasukkan mereka ke sel sebagai tahanan, serta menaklukkan kamp tahanan Jepang yang berisikan 8000 prajurit.
  • Tanggal 15 Februari 1946 Ch. Taulu selaku pemimpin perjuangan mengeluarkan Maklumat Nomor 1 yang berisi:
    • Tanggal 14 Februari 1946 pukul 01.00 pejuang KNIL dengan bantuan para pemuda berhasil merebut kekuasaan dari pemerintahan Belanda atau NICA dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
    • Rakyat dihimbau serta diminta agar membantu perjuangan sepenuhnya.
    • Para pejuang dihimbau serta diperintahkan buat mengambil alih pemerintahan Belanda.
    • Tentara Republik Indonesia Sulawesi Utara menjamin keamanan di seluruh wilayah Sulawesi Utara.
    • Kantor pemerintahan, serta kegiatan ekonomi seperti sekolah, toko, dan pasar mesti berjalan seperti biasa dan apabila melanggar maka pasar atau toko tersebut bakal disita.
    • Siapa saja yang berani mengacau dan melakukan tindakan penculikan, perampokan, penganiayaan, pembunuhan atau tindakan lainnya bakal dihukum mati di muka umum.
  • Kemudian pemimpin perjuangan mengeluarkan Maklumat Nomor 2 yang mengabarkan bahwa tanggal 16 Februari 1946 sudah diadakan Rapat Umum di Gedung Minahasa Raad atau DPR di bawah pimpinan ketentaraan Indonesia di Sulawesi serta dihadiri para Kepala Daerah Gorontalo, pemimpin serta pemuka Indonesia.
  • Hasil Rapat Umum tersebut adalah penetapan BW Lapian sebagai Kepala Pemerintahan Sipil Sulawesi Utara. Selain itu ditetapkan beberapa orang buat membantu BW Lapian menjalankan pemerintahan sipil, yaitu:
    • DA Th. Gerungan di bidang kepemerintahan.
    • AIA Ratulangi di bidang keuangan.
    • Drh. Ratulangi di perekonomian.
    • Dr. Ch. Singal di kesehatan.
    • E. Katoppo di bidang PPK.
    • Hidayat di kehakiman.
    • SD Wuisan di kepolisian.
    • Wolter Saerang di penerangan.
    • Max Tumbel di pelabuhan atau pelayaran.
  • Tanggal 16 Februari 1946 selebaran yang menyatakan bahwa kekuasaan seluruh Manado sudah ada di tangan Republik Indonesia diedarkan.
BACA JUGA :  Rusia: Latihan Gabungan Dengan Pakistan Bukan Untuk Mengancam India

Akhir Peristiwa Merah Putih

Sejarah Peristiwa Merah Putih di Manado diakhiri dengan pengakuan dunia internasional, berikut rangkaian peristiwa yang terjadi:

  • Peristiwa Merah Putih diberitakan berulang kali melalui siaran radio dan telegraf  yang dilakukan oleh Dinas Penghubung Militer di Manado.
  • Siaran radio serta telegraf tersebut diteruskan kapal perang Australia SS Luna ke markas besar Sekutu di Brisbane.
  • Radio Australia menjadikan siaran tersebut sebagai berita utama.
  • BBC London dan Radio San Francisco Amerika Serikat kemudian menyebarluaskannya.
  • Siaran mengenai perebutan tangsi militer Teling yang ditandai dengan pengibaran sang saka Merah Putih menjadi pukulan telak buat Belanda karena peristiwa itu melumpuhkan provokasi Belanda di luar negeri yang mengatakan perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia cuma terjadi di pulau Jawa.
  • Sejarah Peristiwa Merah Putih di Manado tersebut memberikan dampak positif bagi diplomasi Indonesia di luar negeri serta sejarah kemerdekaan Indonesia karena peristiwa tersebut mempercepat pengakuan internasional terhadap kemerdekaan Republik Indonesia.
  • Peristiwa Merah Putih di Manado memperkuat makna proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dan perjuangan para tokoh proklamator kemerdekaan Republik Indonesia serta berhasil meyakinkan dunia internasional bahwa perjuangan kemerdekaan dilakukan segenap rakyat Indonesia yang tersebar di seluruh wilayahnya.
BACA JUGA :  Implementasi Nilai Dasar Pancasila Dalam Hidup Bermasyarakat

Demikian sejarah Peristiwa Merah Putih di Manado yang dilakukan para pemuda Manado. Jasa dan pengorbanan mereka demi perjuangan mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia tidak bakal dilupakan.

Hanung Jati Purbakusuma
Hanung Jati Purbakusumahttps://www.hobbymiliter.com/
Sangat tertarik dengan literatur dunia kemiliteran. Gemar mengkoleksi berbagai jenis miniatur alutsista, terutama yang bertipe diecast dengan skala 1/72. Koleksinya dari pesawat tempur hingga meriam artileri anti serangan udara, kebanyakan diecast skala 1/72.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

brahmos 1

Brahmos ALCM, Tanda Kemajuan Rudal Jelajah India

0
HobbyMiliter.com – Brahmos ALCM, Tanda Kemajuan Rudal Jelajah India. Bersamaan dengan rencana pembaharuan alutsista, kapal frigat Van Speijk Class yang telah uzur, yang secara...

Recent Comments