Interpretasi Puisi Soe Hok Gie: “Kepada Pejuang-Pejuang Lama”
Interpretasi puisi tersebut menurut penulis adalah sebagai berikut. Sebagai aktivis sekaligus sastrawan, Soe Hok Gie merasa kecewa kepada teman-temannya yang semangat juangnya mulai meredup bahkan tidak mau lagi berjuang seperti dulu karena sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Bahkan, dia juga tidak peduli dengan mereka yang sudah tidak sehaluan lagi, dan terus mengajak untuk semangat berdemontrasi dan meruntuhkan ketidakadilan.
Disisi lain, ia juga menyerukan semangat yang menggelora dengan jalan demontrasi bagi kawan-kawan lainnya yang masih dan ingin memulai untuk berjuang bersama menegakan kebenaran tanpa tergiur dengan iming-iming harta dan jabatan.
Semangat yang menggelora dari Sang Penyair akan semakin jelas dengan adanya seruan “Ayo” di bait terakhir. Seruan itu berarti Ia bukan seorang penyuruh yang hanya bisa memerintah, namun ajakan itu berarti mari dan Ia akan terlibat dalam perjuangan yang Ia serukan untuk menentang ketidakadilan tersebut.
Dilihat dari tahun puisi tersebut dibuat yaitu pada tahun 1965, tersirat sudah bahwa Ia juga sangat mengkritisi Pemerintahan Orde Baru pada saat itu dengan seruan untuk turun ke jalan atau melakukan demontrasi. Tujuan dari demontrasi tersebut adalah untuk menentang pemerintahan yang semakin hari semakin otoriter dan diktator.