GM 400 memiliki bobot 10 ton, dapat dimasukkan ke dalam kontainer 20 feet standar ISO. Dengan dimensi tersebut GM 400 bisa dipindah-pindahkan secara mudah menggunakan truk maupun pesawat C-130 Hercules. Dengan demikian pula, TNI AU diuntungkan dalam hal dukungan logistik, infrastruktur dan penggelarannya.
Dari sisi pemeliharaan, TRS mendesain radar GM 400 untuk memaksimalkan kemudahan dari sisi pemeliharaan, kesiapannya dan biaya yang paling rendah untuk operasionalnya. Masa perawatan kritis MTCBF (Mean Time Between Critical Failures) radar ini lebih dari 3.500 jam sehingga tingkat kesiapan operasional dapat mencapai 99.98%.
Diluncurkan pertama kali pada tahun 2008, GM 400 menggunakan teknologi terkini dan telah memenuhi standar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Tidak mengherankan bila negara-negara seperti Perancis, Slovenia, Malaysia, Finlandia, Estonia, Jerman, Kanada, serta negara negara yang memilih untuk tidak dipublikasikan, telah memilih radar GM 400. Radar tersebut juga dapat dipasang secara permanen dan terintegrasi dengan Pusat Kontrol dan Kendali ini. Tahun 2012 GM 400 juga digelar dan terpilih oleh Angkatan Udara Perancis sebagai radar pertahanan udara untuk melindungi Pusat Peluncuran Roket ESA (European Space Agency) di Guinea Perancis.
Selain dapat dioperasikan secara terintegrasi dengan sistem jaringan C4I, GM 400 dapat dikendalikan secara mandiri, terutama jika ditempatkan di area yang jauh dari mana mana. Radar ini juga menggunakan konsep plug, play, and operate pada jaringan Network Centric Operations.
Radar yang lain, GM 200, mulai diluncurkan oleh TRS tahun 2010. Radar ini merupakan radar pertahanan taktis 3D untuk jarak dekat-menengah dan terpasang pada truk untuk memudahkan penggelarannya. Radar ini menjadi pelengkap Ground Master 400 atau bisa dioperasikan secara mandiri atau sebagai pendukung rudal pertahanan darat ke udara. Pengoperasian radar ini hanya membutuhkan dua orang dengan waktu yang singkat, 15 menit saja.