Kendaraan Bawah Air Tanpa Awak (Unmanned Underwater Vehicle) telah digunakan untuk pengamatan laut, riset lingkungan dan pembersihan ranjau. Salah satu contoh kasus terbaru adalah Bluefin-21, yang ikut ambil bagian dalam mencari pesawat Malaysia Air MH370. Namun, kegunaan kapal selam tanpa awak dari segi militer akan mengikutsertakan kemampuan melakukan misi anti-kapal selam dan perang elektronika, serta pengumpulan data intelijen.
Amerika Serikat telah mengembangkan UUV selama lebih dari satu dasawarsa. Juli 2015, USS North Dakota, sebuah unit kapal selam kelas Virginia bertenaga nuklir, berhasil meluncurkan dan mengembalikan sebuah perangkat UUV. Ini adalah kali pertama Angkatan Laut AS mengadakan ujicoba serupa, yang pada saat itu menggunakan kendaraan tanpa awak jenis komersial yang sedang tersedia.
Penggunaan kapal selam tanpa awak hingga saat ini masih terbatas karena teknologinya yang masih seumur jagung. Namun, masa depan perangkat ini sudah memperlihatkan tanda-tanda positif. Ini karena perusahaan pertahanan sedang beramai-ramai mengembangkan perangkat UUV siluman yang terjangkau, sama seperti pesawat tanpa awak (UAV) yang sudah merubah tatanan strategi militer banyak negara di medan perang.