“Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan (litbang), Korsel akan menilai apakah negaranya mampu memproduksi dan meluncurkan sistem pertahanan (laser) udaranya sendiri. Apabila tidak, maka angkatan bersenjata akan mengimpor sistem serupa dari luar negeri untuk menghentikan provokasi pesawat nirawak (drone) milik Korut.”
Pejabat tersebut mengatakan bahwa hingga kini Korut masih rutin mengirim pesawat nirawak berketinggian rendah ke wilayah perbatasan Korsel. Drone milik Korut biasanya dapat ditembak dengan menggunakan senapan anti pesawat ataupun rudal darat-ke-udara (Surface to Air Missiles / SAM).
Namun kejadian tidak mengenakkan terjadi pada Agustus silam. Lima unit drone Korut berhasil melewati garis demarkasi militer (MDL) meskipun sudah dideteksi oleh pasukan Korsel. Hal inilah yang membuat Korsel langsung bergerak untuk mengadakan antisipasi.