Sebagai produsen pesawat tempur, Eurofighter terus mengembangkan kehebatan maupun upgrade berbagai macam sistemnya supaya jet tempur Typhoon selalu lebih terdepan dibandingkan dengan para kompetitornya. Misalnya Program P1E di tahun 2014 yang lalu, Typhoon mulai menggunakan radar aktif AESA. Lalu selanjutnya pada Program P3E di tahun 2015, yaitu pemasangan rudal udara ke darat MBDA Brimestone 2, dan di tahun 2016 sudah sukses menguji rudal udara ke darat jarak jauh MBDA Storm Shadow/ SCALP EG dan rudal udara ke udara jarak jauh MBDA Meteor.
Pengembangan teknologi dan kerja sama dengan para pelanggannya menjadi hal yang vital bagi Eurofighter untuk memasarkan Typhoon. Maka tak heran jika mereka mulai memdekati Negara-negara besar di Asia Tenggar seperti Indonesia. “Indonesia merupakan negara yang besar. Airbus Defence and Space memiliki hubungan dan kerja sama yang kuat dengan PT Dirgantara Indonesia. Kita bisa melakukan banyak hal secara bersama,” Kata Guiterrez kepada sekitar 80-an jurnalis yang berasal dari beragam negara.
Disamping Typhoon masih merayu TNI AU, di sisi lain Typhoon juga sedang menawarkannya pada Malaysia. Malaysia sekarang sedang mempertimbangkan untuk pemesanan Typhoon atau Rafale untuk memperkuat TUDM (AU Malaysia).
RI memang menggoda, semua produk alutsista pengin ditawarkan..
Sebenarnya Eurofigter Typhoon juga pesawat yang gahar, namun harganya gahar juga.