Tuesday, December 10, 2024
HomeBlog MiliterBiografiBiografi John Lie, Pahlawan Angkatan Laut Indonesia

Biografi John Lie, Pahlawan Angkatan Laut Indonesia

Biografi John Lie, Pahlawan Angkatan Laut Indonesia – HobbyMiliter.com. Dengan Alkitab di tangan kiri dan kemudi di tangan kanan, menembus blokade Belanda. Hal itulah yang ditulis majalah Life untuk menggambarkan John Lie yang bernama asli Lie Tjeng Tjoan ini. Petualangan John Lie yang sering kali berhasil menembus blokade laut Belanda hingga membuatnya nyaris tewas. Namun berkat keberaniannya, beragam senjata berhasil dimasukkan untuk membantu perjuangan.

Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, secara spontan pemuda-pemudi Indonesia serempak membentuk badan-badan perjuangan. Badan Keamanan Rakyat Bagian Laut (BKR-Laut) didirikan oleh para pejuang bahari tanggal 10 September 1945.

Sementara itu, gaung kemerdekaan Indonesia terus dikumandangkan ke seluruh pelosok negeri bahkan hingga ke luar negeri. Berita proklamasi kemerdekaan tersebut akhirnya terdengar oleh pelaut-pelaut Maskapai Pelayaran Hindia Belanda (KPM/Koninklijke Paketvaart Maatschappij) yang tengah berada di Basis AL Inggris di Khoramshar, Iran, yang sedang ditugaskan sebagai bagian dari Armada Logistik Sekutu.

Seorang ABK MV Tosari, salah satu kapal KPM yang dimobilisasi Sekutu dan berada di Iran bernama John Lie. John Lie mendengar berita tersebut melalui siaran radio yang disiarkan oleh All Indian Radio (stasiun radio milik tokoh nasionalis India Jawaharlal Nehru). Saat itu, John Lie, pria kelahiran Manado 9 Maret 1911, putra kedua dari delapan bersaudara pasangan Lie Kae Tae – Oei Tjeng Nie Nio, bertugas sebagai Stuurman Kleinevaart (setingkat asisten jurumudi kapal) di MV Tosari.

BACA JUGA :  Sasaran Hari Ini: Reaktor OSIRAK!
KRI John Lie 358
KRI John Lie 358

Sebelumnya, MV Tosari merupakan kapal sipil KPM yang berpangkalan di Pelabuhan Cilacap. Namun ketika pecah Perang Pasifik (1941-1945) seluruh kapal KPM diinstruksikan untuk meninggalkan Hindia Belanda menuju India, Ceylon atau Australia, karena bala tentara Jepang telah akan segera mendarat di Pulau Jawa (Pusat Pemerintahan Hindia Belanda). Oleh sebab itu, MV Tosari segera dilarikan ke Iran dan dimobilisir sebagai salah satu kapal angkut logistik Armada Sekutu.

Berita tersebut menggugah jiwa nasionalisme John Lie dan beberapa rekannya, sehingga berencana mencari cara bagaimana kembali ke Indonesia. Harapan dan doa mereka terkabul, karena kemudian ada instruksi bahwa seluruh pelaut yang berasal Hindia Belanda akan dikembalikan ke Indonesia karena perang sudah berakhir.

Akhirnya, dengan menggunakan kapal MV Ophir, John Lie dan pelaut-pelaut asal Indonesia dikembalikan ke negeri asalnya, namun singgah terlebih dahulu di Singapura. Selama di Singapura, John Lie banyak belajar secara mandiri mengenai bagaimana membersihkan perairan sekitar pelabuhan dari tumpukan bangkai kapal, besi-besi tua, rongsokan, termasuk ranjau laut, yang menjadi ancaman bahaya navigasi bagi kegiatan pelayaran. Pengalaman ini dikemudian hari berguna dalam membersihkan pelabuhan Cilacap dari jebakan ranjau yang dibuat oleh Belanda.

BACA JUGA :  KRI Dorang 874 dan KRI Bawal 875 Segera Perkuat TNI AL
Kisah Hidup John Lie, Pahlawan Angkatan Laut Indonesia
Kisah Hidup John Lie, Pahlawan Angkatan Laut Indonesia

Bulan April 1946, John Lie tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dengan menumpang kapal MV Ophir. Setelah melalui berbagai hambatan selama menempuh perjalanan guna memenuhi panggilan ibu pertiwi, akhirnya ia berhasil bergabung dengan ALRI dan sebagai medan tugas pertamanya adalah sebagai Matroos Derde Klas (Kelasi III) di ALRI Pangkalan XII Cilacap.

Selama melaksanakan tugasnya di Cilacap, ia berhasil membersihkan perairan di sekitar Pelabuhan Cilacap dari ancaman bahaya navigasi, seperti ranjau laut peninggalan Perang Pasifik dan potongan-potongan kayu, sehingga akhirnya pelabuhan Cilacap dinyatakan aman. Berkat kerja keras tersebut, pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Laut.

Dengan telah amannya perairan Cilacap, maka mulailah berdatangan sejumlah kapal niaga, baik dari dalam maupun luar negeri untuk sandar dan berniaga di Cilacap. Salah satu kapal asing yang sandar dan bongkar muat di Cilacap adalah kapal niaga milik pengusaha AS L. Watson yang memiliki perwakilan di Singapura, bernama Empire Tenby.

BACA JUGA :  Sejarah Serta Tokoh Pergerakan Nasional Indonesia

Saat membawa muatan 800 ton gula Indonesia menuju Singapura, Empire Tenby dipandu oleh Mayor John Lie hingga tiba dengan selamat di Pelabuhan Singapura. Namun ternyata John Lie tidak dapat kembali ke Cilacap karena di Indonesia Agresi Militer I Belanda yang dilancarkan sejak 21 Juli 1947 sedang berlangsung. Akhirnya di Singapura, beliau bergabung dengan Kepala Perwakilan Pertahanan Republik Indonesia Bagian Luar Negeri, Mayor Ali Djajengprawiro.

Sementara itu menjelang akhir tahun 1947 situasi perairan Indonesia kian genting akibat blokade laut Belanda yang ketat. Guna menggelar operasi khusus menembus blokade Belanda, perwakilan Indonesia di luar negeri, berhasil membeli tujuh kapal motor cepat (speedboat) bekas pakai surplus perang yang banyak terdapat di Naval Disposal Board Singapura. Ketujuh kapal eks AL Inggris tersebut diproyeksikan untuk menyuplai berbagai kebutuhan sehari-hari untuk rakyat dan persenjataan ke Indonesia.

Hanung Jati Purbakusuma
Hanung Jati Purbakusumahttps://www.hobbymiliter.com/
Sangat tertarik dengan literatur dunia kemiliteran. Gemar mengkoleksi berbagai jenis miniatur alutsista, terutama yang bertipe diecast dengan skala 1/72. Koleksinya dari pesawat tempur hingga meriam artileri anti serangan udara, kebanyakan diecast skala 1/72.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

21-mantan-kepala-pentagon-salahkan-irak-atas-kemunculan-isis-reuters

Mantan Kepala Pentagon Salahkan Irak Atas Kemunculan ISIS

0
Hobbymiliter.com - Mantan Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel pada hari Senin (11/1) mengatakan bahwa pemerintah Irak telah “menyia-nyiakan” periode lima tahun dari 2008 hingga 2013, dan...