Pada penyelidikan mengenai perang cyber berikutnya, ditemukan nama nama perusahaan lain yang berhasil ditembus oleh Cloud Hopper, Tata Consultancy Services, NTT Data, Dimension Data, Computer Sciences Corporation dan DXC Technology. DXC Technology sendiri adalah anak perusahaan dari HPE.
Dengan menembus 6 perusahaan IT besar tersebut, klien klien perusahaan tersebut pun menjadi sasaran target serangan dan mata mata. Erricson, yang sedang dalam persaingan ketat dengan salah satu perusahaan China dalam bisnis penyediaan infrastruktur telekomunikasi seluler tadi adalah salah satunya.
Klien lainnya yang menjadi korban : sistem reservasi online Sabre, dan bahkan sistem komputer di galangan pembuat kapal selam nuklir Amerika, Huntington Ingalls Industries. Namun, Reuters tidak dapat memperkirakan sejauh mana kerusakan terjadi, dan banyak korban juga tidak bisa memastikan seberapa banyak data yang sudah bocor.
Di HPE sendiri tampaknya, kasus yang dialami Erricson hanya sebagian kecil dari kasus besar. Bertahun tahun lamanya, pendahulu HPE, Hawlett Packard pernah tidak tahu bahwa sistemnya telah di hack, karena saking rapinya operasi yang dijalankan oleh team cyber lawan.
HP pertama kali menemukan adanya kode yang mencurigakan di server perusahaannya di tahun 2012. Ketika konsultan keamanan di panggil, disebut bahwa kode tersebut sudah ada didalam sistem paling tidak sejak Januari 2010, bisa lebih.
So.. kekhawatiran AS bukannya tanpa alasan.
Wihhh hekeelll….
Perang intelijen memakai sistem android… Gitu ya