Sampai pada akhirnya di bulan April 1946, tentara Inggris mencoba lagi mendesak pemerintah RI di kota Medan untuk meninggalkan tempat. Para Gubernur, Markas Divisi TKR, Walikota RI akhirnya dipindahkan ke wilayah Pematang Siantar. Sehingga, Inggris pun berhasil menguasai kota Medan Sumatera Utara. Upaya tersebut mustahil tanpa adanya suatu komando khusus dari Inggris dan NICA.
Pada tanggal 10 Agustus 1946 diadakan pertemuan khusus antara para pasukan dan komando yang berjuang di Medan Area. Pada pertemuan tersebut memutuskan satu komando yang diberi nama Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Terbagi jadi 4 sektor dan setiap satu bagian punya 4 sub sektor. Dari satu sektor punya kekuatan 1 batalyon. Markas dari komando ini ada di kota Trepes. Dengan begitu, perjuangan dari pertempuran Medan Area terus berlanjut. Komandan dari Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area KRLRMA adalah kapten Nip Karim dan Marzuki Lubis sebagai kepala staf umum.
Di sisi lain, rupanya Belanda yang menginginkan penguasaan wilayah Indonesia kembali juga mulai bergerak. Tepat awal bulan Oktober 1946, satu batalyon dari pasukan Belanda mendarat di kota Medan. Kemudian hari selanjutnya datang lagi satu batalyon KNIL dari Jawa Barat.
Upaya Persiapan Perlawanan Di Medan Area
Untuk meneruskan perjuangan pembebasan Medan dari tangan musuh, tentara gabungan melakukan koordinasi bersama. Mengingat bahwa setiap serangan perlawanan terhadap NICA dan sekutu tanpa koordinasi tidak membuat mereka keluar dari kota Medan. Maka, dalam koordinasi tersebut dilakukan berbagai strategi seperti:
- Persiapan pertama
Wilayah yang akan direbut kembali adalah Medan Timur tepatnya di Kampung Sukarame daerah Sungai Kerah. Pada penyerangan ini diketuai oleh Bahar dan Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Batalyon ini akan menguasai wilayah Pasar Tiga di Kampung Sukarame.
- Bagian wilayah yang kedua
Adalah Medan Barat seperti Petisah, Padang Bulan dan juga Jalan Pringgan. Tugas tersebut diberikan kepada Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area dari batalyon B.
- Serangan yang ketiga
Ada pada bagian Medan Selatan, yang terpusat di kota Matsum. Penyerangan ini dilakukan oleh batalyon 2.
Akhir Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 15 Februari 1947, Komite Teknik Gencatan Senjata melakukan perundingan guna mengakhiri pertempuran di Medan Area. Tanggal 10 Maret 1947 dibentuk batas-batas wilayah milik Indonesia, NICA dan sekutu. Pembatasan berupa pemasangan patok, namun hal tersebut masih saja menimbulkan pertengkaran. Sampai pada akhirnya empat bulan kemudian, pertarungan di Medan Area dinyatakan sudah selesai. Begitulah kisah Sejarah Pertempuran Medan Area.