Hingga Muhammadiyah diharapkan mampu menegakkan serta menjunjung tinggi agama Islam demi terwujudnya masyarakat Islam yang sejati.
Salah satu peranan Muhammadiyah di bidang pendidikan adalah pendirian sekolah dasar serta sekolah lanjutan yang dikenal dengan Hogere School Moehammadijah yang kemudian berganti menjadi Kweek School Moehammadijah atau sekarang menjadi Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Jogja khusus untuk pria & Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah Yogyakarta yang khusus perempuan dan kini menjadi Sekolah Kader Muhammadiyah yang dibawahi langsung oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah..
Tokoh-tokoh Muhammadiyah
Beberapa tokoh Muhammadiyah antara lain adalah:
- K. H. Ahmad Dahlan
Selain merupakan pendiri Muhammadiyah, Kyai Dahlan juga mendapat gelar Pahlawan Nasional atas berkat perjuangan serta jasanya. Selain itu Kyai Dahlan juga seorang ulama yang terkenal sebagai tokoh pembaharuan Islam di Indonesia sekaligus pemimpin Muhammadiyah periode 1912 hingga 1923.
- K. H. Ibrahim
Selain seorang ulama dan ahli seni dalam membaca Al-Quran, Ibrahim juga menjabat sebagai pemimpin Muhammadiyah periode 1923 hingga 1934 melanjutkan Kyai Dahlan.
- Hisyam
Merupakan murid Kyai Dahlan, Hisyam lahir tanggal 10 November 19883 di Kampung Kauman dan menjabat pemimpin Muhammadiyah periode 1934 hingga 1937 di usia 61 tahun.
- Mas Mansur
Sebagai salah satu santri di Pondok Pesantren Demangan, Madura, Mas Mansyur merupakan Pahlawan Nasional sekaligus tokoh Islam. Mas Mansur beserta keluarga pada tahun 1937 pindah ke Yogyakarta saat terpilih menjadi Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah.
- Ki Bagoes Hadikoesoemo
Sebagai anggota BPUPKI, Ki Bagoes lahir tanggal 24 November 1890 di Yogyakarta. Setelah menjabat sebagai Wakil Ketua Muhammadiyah sejak tahun 1937, Ki Bagoes kemudian menggantikan Mas Mansur menjabat sebagai Ketua Umum Muhammadiyah di tahun 1942.
- Buya A. R. Sutan Mansur
Sebagai anak dari pasangan ulama terkenal di Maninjau, Abdul Somad Al-Kusai dan Siti Abbasiyah, Sutan Mansur berprofesi sebagai guru di Kuala Simpang, Aceh dan tergabung dalam perkumpulan Sumatera Thawalib. Hingga akhirnya Sutan Mansur menjabat sebagai Ketua Umum Muhammadiyah periode 1953 hingga 1959.
- M. Yunus Anis
Sebagai pembina pemuda Hizbul Wathan, Yunus lahir tanggal 3 Mei 1903 di Yogyakarta. Kemudian Hizbul terpilih memimpin Muhammadiyah dan menggantikan Sutan Mansur di tahun 1959.
- Ahmad Badawi
Sebagai putra K. H. Muhammad Fakih, komisaris pengurus Muhammadiyah di tahun 1912, Badawi menuntut ilmu hingga ke pondok pesantren. Potensinya terlihat sejak masih menjadi santri dengan sering membuat kelompok belajar yang terorganisir yang kemudian mendukung kelancaran proses mengajinya. Setelah itu Badawi mulai mengembangkan potensinya tersebut ke wadah Muhammadiyah.
- Faqih Usman
Sebagai aktivis Islam dan politikus dari partai Masyumi di Indonesia, Faqih pernah menjabat Menteri Agama. Hingga pada tahun 1968 terpilih menjadi pemimpin Muhammadiyah. Salah satu keberhasilannya adalah dengan diakuinya Muhammadiyah Gresik sebagai cabang Muhammadiyah yang resmi.
- H. A. R. Fachruddin
Pernah menjalani misi dakwah Muhammadiyah sebagai guru di sepuluh sekolah serta sebagai mubaligh selama sepuluh tahun di tahun 1934, Fachruddin kemudian pindah ke Muara Meranjat, Palembang saat Jepang datang tahun 1944 dan mengajar di sekolah Muhammadiyah, melatih serta memimpin Hizbul Wathan.
- Ahmad Azhar Basyir
Dikenal sebagai pribadi yang setia pada organisasi Muhammadiyah, Basyir diakui sebagai anggota Muhammadiyah yang konsisten hingga pada akhirnya mengantarkannya terpilih sebagai pemimpin Muhammadiyah periode 1990 hingga 1995.
- Amien Rais
Dibesarkan di keluarga aktivis Muhammadiyah, Amien Rais memulai kiprah di kancah politik Indonesia pada akhir masa jabatan Presiden Soeharto dan dikenal sebagai orang yang kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah. Hingga pada akhirnya Amien Rais terpilih menjadi pemimpin Muhammadiyah periode 1995 hingga 1998.
- Ahmad Syafii Maarif
Lahir pada tanggal 31 Mei 1935 di Sumatera Barat, Ahmad Syafii dikenal sebagai ulama, ilmuwan, pendidik sekaligus pendiri Maarif Institute dan juga tokoh Indonesia yang kritis. Ahmad Syafii kemudian menjabat sebagai Ketua Umum Muhammadiyah periode 1998 sampai 2005.
- Din Syamsuddin
Selain menjabat sebagai pemimpin Muhammadiyah selama sepuluh tahun di periode 2005 hingga 2015, Din Syamsuddin juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Pusat periode 2014 hingga 2015 dan juga sebagai Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Pusat menggantikan Dr. K. H. Sahal Mahfudz.
- K. H. Haedar Nashir
Pernah menjabat sebagai sekretaris saat Muhammadiyah dipimpin oleh Ahmad Syafii Maarif, nama Haedar Nashir di kalangan aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau IMM tidaklah asing lagi. Haedar Nashir merupakan pemimpin gerakan Muhammadiyah sejak tahun 2015 hingga saat ini.
Demikian ulasan singkat terkait sejarah Muhammadiyah hingga beberapa tokoh pemimpin gerakan Muhammadiyah ini.
Tokoh-tokoh bangsa yang andil dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, perlu kita teladani dan dijadikan referensi dalam mengambil sikap kebangsaan kedepan, termasuk di dalamnya KH Ahmad Dahlan.