Friday, March 29, 2024
HomeMiliterAlutsistaCakra Baskara, Sistahanud jarak pendek Soviet

Cakra Baskara, Sistahanud jarak pendek Soviet

kepopuleran sistem tersebut menghasilkan “lapangan pekerjaan” bagi perusahaan-perusahaan di Eropa timur, utamanya setelah Uni Soviet runtuh dimana perusahaan pembuat senjata dan biro desain teknis tidak bisa lagi bergantung pada subsidi negara.

Salah satu perusahaan diatas adalah Tetraedr dari Belarusia.  Perushaan ini bergerak di bidang pemeliharaan serta peningkatan kemampuan daripada sistem hanud era Soviet yang masih dioperasikan negara-negara pembelinya.  Mereka sanggup melakukan peningkatan kemampuan dan dukungan terhadap sistem-sistem seperti S-125 (SA-3 Goa) dan tentu saja 9K33 (Sa-8).  Profil mereka dapat dilihat pada link berikut.

BACA JUGA :  Kisah F-4 Phantom vs MiG-21 di Perang Vietnam

Program peningkatan kemampuan mereka tidak hanya terbatas pada sekedar penggantian komponen ke yang lebih modern namun juga secara umum meningkatkan daya jangkau dan ketahanan terhadap pengacau elektronik (ECM).

Osa-1T/Cakra Baskara

10bc3af2390fa07c831eb1edc32ffdc2
Osa-1T

Sistem ini adalah varian upgrade daripada Osa-AKM. Dari luar kelihatannya tidak ada perubahan, namun di bagian dalam. Tempat kerja awak Hanud sudah berubah, dari semula analog menjadi Digital.

Osa-AK-AKM
Panel kontrol Sa-8 orisinil

Panel kontrol Osa-1T
Panel kontrol Osa-1T oleh Miroslav Gyurosi

 

Selain perubahan dari analog ke digital. Osa-1T yang diiklankan di Indonesia memakai sasis kendaraan baru yaitu MZKT-69221. Kendaraan ini adalah lebih besar daripada BAZ-5937. Sayangnya ia tidak memiliki kemampuan amfibi. Namun kapasitas muatannya lebih besar dan memungkinkan untuk mengadaptasi rudal baru yaitu Stiletto yang dikembangkan oleh Tetraedr bekerjasama dengan perusahaan Luch dari Ukraina.

MILEX 2011-MZKT-69211
Kendaraan MZKT-69211 oleh Michael Jerdev-2011.

T-38 Stiletto

T-38 Stiletto
T-38 Stiletto oleh Michael Jerdev-2011.

Varian dari Cakra Baskara ini mungkin dapat disebut sebagai varian “ultimate” daripada Sa-8.  Bekerjasama dengan perusahaan Luch dari Ukraina. Tetraedr melakukan pemutakhiran mendalam terhadap Sa-8.

Dapat dilihat perbedaannya selain pada sasis juga pada kapasitas rudal yang sebelumnya tidak dapat dicapai pada sasis BAZ-5937. Rudal yang digunakan diberi nama T-382 yang dikembangkan oleh Luch. Rudal ini mampu mencapai jarak 20 Km, atau 2 kali daripada 9M33M2 yang hanya 10-12.5 km.

Pengembangan rudal baru ini dianggap perlu karena ya stok rudal 9M33 yang tersedia dari zaman Soviet lama-lama akan habis. Dengan demikian diperlukan rudal baru yang lebih baik.

Perlukah Indonesia ?

Tentu pertanyaan terakhir yang bakal muncul adalah “apakah Indonesia tertarik atau perlu sistem ini ?” Sistem Osa ini adalah menarik karena ia mampu “mandiri” dalam artian semua sensor yang diperlukan itu ada dalam 1 kendaraan.

Dhimas Afihandarin
Dhimas Afihandarinhttp://stealthflanker.deviantart.com
Pecinta militer, terutama yang berkaitan dengan topik Pertempuran elektronika dan desain alutsista.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Baca Juga

68-b-21-stealth-bomber-us-air-force

Inilah Jet Tempur B-21 Stealth Bomber Terbaru Milik US Air Force

0
Hobbymiliter.com - Angkatan Udara Amerika Serikat (U.S. Air Force) hari Jumat kemarin baru saja meluncurkan gambar jet tempur siluman bertipe Strike Bomber jarak jauh....

Recent Comments