Pasukan NICA atau Nederlandsch Indie Civil Administratie kemudian menyusul mendarat di Semarang dengan niat merebut kembali kekuasaan. Niat mereka tersebut didasarkan pada anggapan Belanda yang merasa masih punya hak sesuai perjanjian Inggris dan Belanda yang disebut Civil Affairs Agreement tanggal 24 Agustus 2945. Dalam perjanjian tersebut diatur pemindahan kekuasaan di Indonesia dari British Military Administration kepada NICA.
Karena itulah pasukan sekutu kemudian bukan hanya membebaskan para bekas tawanan perang Eropa, sekutu juga mempersenjatai mereka dengan maksud ingin menduduki Magelang. Hal tersebut mengakibatkan terjadi insiden di Magelang tanggal 26 Oktober 1945 yang memuncak dengan terjadinya pertempuran antara pasukan sekutu atau Inggris melawan pasukan TKR Resimen Magelang pimpinan Letkol M. Sarbini. Namun insiden berhasil diredakan saat Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethell dari Sekutu mendatangi Magelang tanggal 2 November 1945.