Sebelum di beli oleh Indonesia, pada tahun 1976 dilakukan modernisasi oleh pemerintah Belanda terhadap kapal – kapal kelas Van Speijk ini. Selepas modernisasi yang memakan waktu kurang lebih 2 tahun, kapal – kapal perang ini berdinas di jajaran Angkatan Laut Belanda sampai akhirnya dibeli pemerintah Indonesia di tahun 1986, dan mulai masuk layanan dinas aktif di TNI Angkatan Laut hingga saat ini.

Ironi KRI Oswald Siahaan
Secara singkat telah digambarkan dalam bagian Sejarah Singkat bahwa kapal – kapal perang jenis Frigate kelas Van Speijk dibuat untuk menggantikan tugas misi patroli anti kapal selam yang awalnya dijalankan oleh HNLMS Karel Doorman. Menjadi ironi apabila kemudian kita ketahui bahwa HNLMS Karel Doorman merupakan satu dari sekian banyak kapal milik Angkatan Laut Belanda yang terlibat dalam operasi militer perebutan Papua Barat dimana HNLMS Karel Doorman disiagakan di wilayah perairan Irian Barat untuk memantau dan menghadang gerak maju armada kapal selam kelas Whiskey milik Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) kala itu. Ia yang tadinya menjadi musuh dan target potensial dari kapal perang maupun kapal selam ALRI, justru digantikan oleh kapal – kapal perang yang dikemudian hari justru dibeli oleh TNI Angkatan Laut.
Promotor/agen-nya Yakhont di AL sayangnya sudah meninggal. Kalau jalan terus seharusnya 4 Van Speijk itu dapet Yakhont semua.
Harpoon sayangnya sudah habis masa pakainya namun peluncurnya masih ada dan di beberapa kapal sudah diganti C-802. Kalau mau sih seharusnya ya Yakhont ya C-802.
Bukannya Van Speijk ada 6 kapal ya mas?
Klas ahmad yani sebaiknya jngan pensiun total, pemakaian terbatas saja spt jd kapal latih fregat krn msh ada perangkat sewaconya…untuk melatih kadet atau perwira2 muda …lompatan ke kapal modern berikutnya.,